jpnn.com - JAKARTA - Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) mengimbau umat Islam Indonesia tidak terprovokasi ataupun diseret-seret dalam konflik perang antara Arab Saudi dengan kelompok Syi'ah di Yaman pimpinan Abdul-Malik al-Houthi. Ketua Umum GP Anshor, Nusron Wahid bahkan wanti-wanti agar jangan sampai peperangan di Yaman itu dianggap sebagai konflik antara Islam Sunni dengan Syiah.
Nusron menyampaikan hal itu menyusul kedatangan sejumlah ulama di rumah Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Mustafa Ibrahim Al-Mubarak, Sabtu (11/4) guna mendukung langkah negeri kerajaan itu menggelar operasi Decisive Storm untuk memerangi pemberontak Houthi di Yaman. Namun, Nusron menilai peperangan di Yaman yang melibatkan Arab Saudi dan sekutunya tak ada kaitannya dengan faham Sunni maupun Syiah. Sebab, baik Abdul-Malik al-Houthi maupun Presiden Yaman yang digulingkan, Abd Rabbuh Mansur Hadi sama-sama penganut Syiah Zayidiyah.
BACA JUGA: Puan dan Prananda jadi Ketua DPP PDIP, So What?
“Konflik ini tidak ada kaitannya dengan Sunni dan Syi'ah. Melainkan lebih pada ketakutan dan ancaman kepentingan dan politik masing-masing negara, yang kita sebagai bangsa Indonesia tidak boleh ikut terlibat dan intervensi," ujar Nusron dalam rilisnya ke media, Minggu (12/4).
Karenanya Nusron juga menyayangkan langkah sejumlah ulama yang mendukung langkah Arab Saudi melancarkan kampanye perang terhadap kelompok Houthi di Yaman. Sebab, jangan sampai Indonesia dimanfaatkan untuk mendukung peperangan.
BACA JUGA: Apa Hebatnya sih Megawati?
"Masak tokoh-tokoh Islam Indonesia ditunggangi kedutaan negara lain untuk mendukung aksi perang yang mereka lakukan. Kita umat Islam Indonesia jangan mau dipakai orang lain," tandas mantan anggota DPR RI itu.
Terlebih, kata Nusron, yang terlibat peperangan adalah Arab Saudi sehingga dikhawatirkan ada dana umat Islam yang digunakan untuk membiayai perang di Yaman. "Jangan-jangan duit yang dibuat biaya perang uangnya jemaah haji. Masak dana hasil umat Islam untuk perang sesama umat Islam?” urainya.
BACA JUGA: Clearkan Dulu, Jangan Sampai Honorer K2 Siluman Ikut Tes
Nusron justru mengingatkan bahwa Indonesia harus taat pada konstitusi yang menyerukan perdamaian dunia. Karenanya, penyelesaian persoalan di Yaman dengan peperangan jelas tidak bisa dibenarkan.
“Karena itu atas nama apapun, dan konflik apapun, kita tidak membenarkan cara-cara perang untuk menyelesaikan masalah. Karena akan memakan korban kemanusiaan," ulasnya.
Meski demikian Nusron tetap menyayangkan langkah kelompok Houthi yang memberontak dan menggulingkan Presiden Mansur Hadi yang dipilih secara demokratis. "Ansor sangat tidak membenarkan adanya peperangan untuk meraih kekuasaan," tegasnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Yuddy Ancam Batalkan NIP Honorer K2 Palsu
Redaktur : Tim Redaksi