Ini Sepak Terjang Bu Jenderal, Calon Bos KPK yang Kenyang Pengalaman Reserse

Selasa, 25 Agustus 2015 – 06:06 WIB
Brigjen Pol Basaria Panjaitan saat mengikuti wawancara Calon Pimpinan KPK di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (24/8). Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - SOSOK perempuan yang satu ini menarik perhatian dalam seleksi wawancara calon pimpinan KPK yang berlangsung di gedung Setneg, Senin (24/8). Dia adalah Brigjen Pol Basaria Panjaitan. Meski banyak dicecar para panita seleksi, Jenderal dengan bintang satu di pundak itu melahap semua pertanyaan dengan tenang dan elegan. 

"Karena semua saya lakukan dengan kasih," kata Basaria saat dicecar pansel soal bagaimana dirinya akan menghadapi para koruptor. Menurut Basaria, dirinya tidak membenci orang yang melakukan korupsi, tapi dia benci apa yang dilakukan para penjahat kerah putih itu. "Kebanyakan orang yang saya tangkap, tidak pernah membenci saya," imbuhnya. 

BACA JUGA: Kasus Gatot Kental Politis

Berdasarkan dokumen pemberitaan, Jawa Pos (Induk JPNN) pernah mewawancara Basaria beberapa waktu lalu. Ya, sejak 2010 silam, Basaria adalah pengajar (widyaiswara) Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (Sespim) di Lembang.

Apabila hanya melihat wajah dan penampilannya dalam seragam Polwan, mungkin orang akan mengira  Panjaitan adalah seorang yang tegas dan kaku. Tapi kesan itu akan berbalik 180 derajat jika mengenal pribadinya. Kalau sudah berinteraksi, tutur kata Basaria lembut dan halus. Dia juga murah senyum. 

BACA JUGA: Pak Jokowi.. Tolong Bantu Urus Visa Haji

Namun, saat berada di pansel KPK untuk menjalani wawancara, Basaria masih menampakkan ketegasan khas seorang aparat abdi negara. Meski begitu, tutur katanya tetap santun.  

"Memang harus pas porsinya. Kalau dalam kerja harus profesional, harus tahu kapan lembut, kapan tegas," kata satu-satunya jenderal wanita di lingkungan Polri itu kepada Jawa Pos. Sebelum Basaria, memang ada Brigjen Pol Ruminah yang terakhir menjabat sebagai Kapolda Banten. Namun, kini Ruminah sudah pensiun. 

BACA JUGA: DPR Sebut Menteri Lembong Kedodoran

Di lingkungan Polwan, nama Basaria tidak asing lagi. Pengalamannya di dunia reserse membuat Basaria sangat disegani bahkan oleh koleganya yang laki-laki. 

Basaria lama sebagai reserse narkoba. Dia tercatat pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Reserse Narkoba Polda NTB (1997-2000), Kepala Bagian Reserse Narkoba Polda Jawa Barat (2000-2004), Direktur Reserse Kriminal Polda Kepulauan Riau (2006-2008) dan Kepala Pusat Provos Divisi Profesi dan Pengamanan Polri pada tahun 2009. 

Salah satu yang melambungkan namanya, adalah saat menjadi Direskrim Polda Kepri. Saat itu Basaria sukses membongkar jaringan penyelundupan mobil-mobil mewah yang melibatkan aparat. 

Saat itu dia mengendalikan operasi antimafia mobil itu dari Batam. Pulau seluas 41.000 hektare tersebut diduga dipenuhi mobil curian hasil perdagangan sindikat internasional. Tak mengherankan, di jalanan tak sulit ditemukan mobil-mobil berkelas seperti Nissan X-Trail, Nissan Murano, Mercedes Type C dan S, Toyota Harrier, Toyota Cygnus, dan Lexus.

Mobil-mobil bodong itu dipasok dari berbagai wilayah di Malaysia, lalu dilarikan melalui jalur darat ke wilayah Singapura. Dari Singapura, mobil-mobil tersebut "diputihkan" dengan dokumen palsu sebelum dikapalkan ke Batam dan berbagai negara tujuan lain, seperti Vietnam, Kamboja, dan India. 

Di Batam, ruang-ruang pamer yang tersebar di berbagai sudut kota berlomba menawarkan mobil-mobil mewah dengan harga miring yang dilengkapi surat resmi. Nomor-nomor mesinnya cocok dengan STNK maupun BPKB. 

Nah, saat Basaria menjabat, dia berani menangkapi cukong-cukong yang diduga menjadi pemasok mobil itu. Sejumlah aparat dari instansi terkait yang diduga memuluskan mafia tersebut juga diperiksa. 

Namun, salah satu pendapat Basaria yang banyak disorot adalah dirinya tidak setuju lembaga antirasuah itu merekrut penyidik independen. 

Pasalnya, untuk menjadi seorang penyidik berkualitas membutuhkan proses yang panjang. "Pemikiran saya penyidik harus lah penyidik. Kita di polisi saja tidak semua jadi penyidik. Bahkan di reserse tidak semua jadi penyidik," kata Basaria. (rdl/mas/dil)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rupiah Anjlok, Menteri Rini Siapkan Strategi Ini di Pasar Saham


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler