jpnn.com, JAKARTA - Ribuan buruh menolak aksi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (6/9).
Adapun aksi diiikuti oleh berbagai serikat pekerja, di antaranya Serikat Pekerja Nasional (SPN), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).
BACA JUGA: Gelar Demo di Gedung DPR, HMI Heran Pemerintah Fokus Ekonomi Tetapi BBM Dinaikkan
Menurut Said Iqbal yang juga Presiden Konferedasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengatakan aksi para buruh dan sejumlah elemen di depan Gedung DPR ini diikuti oleh ribuan orang.
"Hari ini Partai Buruh, Organisasi Serikat Buruh, Serikat Petani, Serikat Nelayan, Forum Guru Honorer, pekerja rumah tangga, miskin kota, elemen Pemuda dan mahasiswa, perempuan, aktivis melakukan demostrasi serempak di 25 provinsi," ujar Said.
BACA JUGA: Delapan Diamankan Saat Demo Tolak BBM, Polisi Terapkan Hal Ini
Selain itu, demo masyarakat di luar Jabodetabek menggelar aksi di kantor Gubernur, seperti Bandung, Serang, Semarang, Banjarmasin, Gorontalo, dan kota-kota besar industri lainnya.
Said mengungkapkan aksi tolak kenaikan BBM itu tidak berhenti pada hari ini saja. Namun, akan berlanjut hingga Desember 2022 mendatang.
BACA JUGA: Pengalihan Subsidi BBM ke Program Perlindungan Sosial Dinilai jadi Desain yang Tepat Bagi APBN
"Aksi ini tidak akan berhenti pada hari ini, kami mengumumkan secara terbuka pada seluruh rakyat Indonesia khusus para netizen yang bermain di sosial media, para anak-anak muda, kaum milenial dan Gen Z masa depanmu sedang terancam karena harga-harga barang membuat ibu bapakmu menjadi susah," kata Said.
Oleh karena itu, aksi ini diorganisir oleh Partai Buruh dan organisasi serikat buruh sampai dengan Desember 2022 hingga berlanjut sampai pemerintah menurunkan harga BBM.
Said Iqbal mengungkapkan ada tiga isu yang diangkat dalam demo.
Tiga isu tersebut ialah penolakan rencana pemerintah menaikan harga BBM, tolak pengesahan omnibus law cipta kerja, dan buruh mendesak kenaikkan upah buruh tahun 2023 sebesar 10 hingga 13 persen.
Sebelumnya, pemerintah telah menaikkan harga BBM bersubsidi sejak (3/9/2022) untuk meringankan APBN.
Harga BBM subsidi Pertalite naik Rp 10 ribu dari Rp 7.650 per liter, Solar bersubsidi menjadi Rp 6.800 per liter, dan harga BBM nonsubsidi Pertamax menjadi Rp 14.500 per liter. (mcr28/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari