Ini Sosok Kiai Hisyam, Si Mbah Mertua Ganjar Pranowo

Jumat, 04 Februari 2022 – 20:49 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu dengan Gus Baha. Foto: Dok Tim Media Ganjar

jpnn.com, JAWA TENGAH - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu dengan Kiai Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha pada Rabu (2/2) lalu..

Dalam pertemuan itu, Gus Baha sempat menyebut Ganjar Pranowo sebagai cucu dari Kiai Hisyam.

BACA JUGA: Gus Baha Puji Gaya Ganjar Mengartikan Bismillah Ala Kitab Kuning

"Wah saya kedatangan mantu kiai ini. Pak Ganjar iki putune Mbah Hisyam, lho," kata Gus Baha, ketika Ganjar berkunjung ke rumahnya.

Menurut Gus Baha, Kiai Hisyam adalah ulama yang sangat disegani dan dihormati.

BACA JUGA: Rayakan Imlek, Pak Ganjar Temui Veteran Perang Keturunan Tionghoa

Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, Kiai Hisyam memiliki nama kecil Muhammad Qosim.

Sekitar 15 tahun Kiai Hisyam mengembara dari satu pondok ke pondok lain di Jawa Barat hingga Jawa Timur. Hal itu dia lakukan guna belajar mengaji.

BACA JUGA: Pemuda NTT Ini Nekat Temui Pak Ganjar di Jateng, Lalu Minta Diajari

Hisyam muda berguru pada sejumlah ulama besar seperti Kiai Dahlan di Desa Kaliwangi Mrébét, Kiai Zuhdi di Pondok Leler Banyumas, dan Kiai Dahlan di Pondok Jampes Kediri.

Seusai jadi santri di berbagai pesantren, dengan restu sang guru, Syekh Dahlan Ihsan, Kiai Hisyam kemudian mendirikan Pondok Pesantren Roudlotus Sholihin di Pedukuhan Sokawera, Desa Kalijaran, Karanganyar, Purbalingga.

Mbah Hisyam Kalijaran merupakan panggilan sapaan dari jemaahnya di kalangan nahdliyin daerah Banyumasan. Dia bahkan dikenal sebagai ulama yang ampuh keilmuan sekaligus kanuragannya.

Beliau juga sangat lekat di ingatan jemaah sebagai ulama yang murah senyum, lucu namun, sangat dalam isi dakwahnya.

Uniknya, selain mengaji, para santri di Kalijaran juga dibekali ilmu-ilmu lain seperti baris-berbaris, belajar huruf morse, dan juga belajar pertolongan pertama dalam kecelakaan.

Karena hal tersebut, pondok itu dikenal sebagai pesantren perjuangan dan jadi tempat pengaderan para pejuang.

Kiai Hisyam selain menjadi pengasuh pesantren, juga aktif di NU. Dia tercatat pernah menjabat sebagai Rais Syuriah PCNU Purbalingga selama tiga periode, yakni periode tahun 1973-1975, 1975-1978, dan 1978-1983.

Kiai Hisyam wafat pada Hari Kamis Kliwon 4 Jumadil Akhir 1410 H atau bertepatan dengan tanggal 12 Januari 1989 M.

Saat ini, Pesantren Kalijaran dikelola secara gotong royong oleh keturunannya. Satu di antaranya adalah cucu Kiai Hisyam, yaitu Siti Atikoh, istri Ganjar Pranowo.

Memang, Ganjar belum sekalipun menjumpai Kiai Hisyam. Namun cerita tentang karisma si mbah mertuanya itu sering dia dapat. Bahkan ketika Ganjar sedang mengunjungi rumah warga yang mendapat bantuan RTLH di Banjarnegara.

Ganjar kaget melihat ada foto Kiai Hisyam di rumah itu. Saat tahu bahwa Ganjar adalah mantu Kiai Hisyam, orang itu langsung memeluk dan menciumi dirinya.

"Ternyata dulu itu beliau santrinya Kiai Hisyam. Lha, saya itu kok langsung dirangkul, diambungi Gus," kata Ganjar.

Gus Baha tertawa mendengar itu. Menurutnya, itu hal yang biasa di kalangan santri, istilahnya ngalap berkah sang kiai.

"Mesti langsung dicucup bun-bune (pasti langsung dicium ubun-ubunnya), ngalap berkah," kata Gus Baha. (cuy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler