Ini Syarat Pangsa Bank Syariah Tembus 20 Persen

Jumat, 10 November 2017 – 14:31 WIB
Gubernur BI Agus DW Martowardojo. Foto: Jawa Pos Group/dok.JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia masih di kisaran lima persen dari total aset perbankan nasional.

Merujuk pada status Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, angka itu masih sangat kecil.

BACA JUGA: Konsep Syariah Tak Berjalan Maksimal

Namun, Bank Indonesia (BI) optimistis pangsa perbankan syariah mampu menembus 20 persen pada lima tahun mendatang.

’’Seharusnya bisa mencapai 20 persen dalam waktu yang tidak lama, yaitu dalam lima tahun mendatang,’’ tutur Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo dalam pembukaan Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) ke-4 di Surabaya, Kamis (9/11).

BACA JUGA: 68,38 Persen Desa di Indonesia Berstatus Tertinggal

Optimisme itu dapat terwujud bila sektor keuangan syariah diimbangi kemajuan sektor riil berbasis syariah.

Selama ini, sektor seperti wisata halal dan fashion muslim tersebut belum tergarap maksimal.

BACA JUGA: Dana Pihak Ketiga Tembus Rp 4.236 Triliun

Agus menyatakan, kini industri halal merupakan salah satu industri yang berkembang pesat di dunia.

Selain itu, Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dengan jumlah penduduk muslim yang banyak.

Sayangnya, hingga saat ini pemenuhan kebutuhan halal diwarnai produk impor. Mulai makanan halal, kosmetik halal, hingga fashion.

’’Kita seharusnya bisa swasembada produk halal, bahkan melakukan ekspor ke luar,’’ ujarnya.

Menurut Agus, Indonesia perlu mengembangkan skema komersial dan sosial dari keuangan syariah dalam negeri agar dapat melakukan swasembada produk halal.

’’Optimalisasi ekonomi syariah mampu membantu ekonomi dan mengurangi tekanan pada neraca transaksi berjalan Indonesia,’’ katanya.

Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menuturkan, kemajuan negara tidak bisa hanya diukur dari angka ekonomi, tetapi juga kualitas.

Menurut dia, sistem ekonomi syariah mempunyai keunggulan jika dibandingkan dengan sistem ekonomi konvensional.

Sebab, sistem ekonomi syariah tidak pernah mengalami dampak signifikan kalau terjadi krisis.

’’London sudah membuktikannya dan menerapkannya hingga saat ini,’’ jelasnya.

Karena itulah, JK mengimbau para pesantren terus mengajarkan ilmu berdagang agar produktivitas masyarakat Indonesia makin tinggi.

’’Kegiatan pesantren di bidang ekonomi harus lebih ditingkatkan,’’ tegasnya. (pus/c14/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penguatan Rupiah Masih Bisa Terhambat


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler