Ini Tantangan Terberat Jalankan Konsep Desa Membangun

Kamis, 22 Oktober 2015 – 00:56 WIB
Marwan Jafar. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) Marwan Jafar menegaskan, Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla telah menetapkan paradigma baru dalam membangun desa. Dari yang sebelumnya 'Membangun Desa' menjadi 'Desa Membangun'.

Ini merupakan cara pandang pembangunan yang  menempatkan desa dan masyarakat desa sebagai titik sentral pembangunan.

BACA JUGA: Menurut F-PKB, Posisi Nelayan dan Petambak Garam Masih Lemah

"Misalnya, jika dusun/kampung maju, maka secara otomatis desa/daerah itu juga akan maju. Kemudian jika daerah maju, maka berpengaruh terhadap kemajuan provinsi. Begitupun jika provinsi pembangunanya maju, maka praktis Indonesia menjadi negara maju," ujar Marwan, Rabu (21/10).

Marwan optimitistis, dengan paradigma yang baru, maka cita-cita luhur membangun Indonesia yang lebih baik dapat terwujud. Namun begitu ia mengakui, setidaknya ada tiga tantangan berat dalam menjalankan konsep Desa Membangun Indonesia. Yakni desa belum menjadi daya tarik bagi penduduk, tingginya urbanisasi karena minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan di desa, dan masih tingginya jumlah keluarga petani miskin di desa.

BACA JUGA: Marwan: Masa Depan Indonesia Ada di Desa

Tantangan hadir berdasarkan data yang memerlihatkan, pada tahun 2010, terdapat 52,03% penduduk tinggal di perkotaan dan 48 % penduduk tinggal di pedesaan. Jumlah penduduk yang tinggal di kota terus meningkat mencapai 2,18% per tahun. Angka tersebut lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata nasional sebesar 1% per tahun. Sedangkan pertumbuhan penduduk di pedesaan menurun sebesar 0,64%.

Jika kecenderungan ini terus terjadi, diprediksi dalam lima dekade (1970-2020) penduduk perkotaan bertambah enam kali lipat dan sebaliknya penduduk pedesaan berkurang tiga kali lipat. Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan menunjukkan bahwa kota masih menjadi wilayah yang sangat menarik bagi sebagian besar penduduk di Indonesia.

BACA JUGA: Setahun Jadi Menteri, Bu Susi Nambah Berat Badan Segini

“Kondisi desa yang masih memiliki keterbatasan dalam menyediakan lapangan kerja dan keterbatasan sarana dan prasarana menjadikan masyarakat desa berbondong-bondong menuju ke kota,” lanjutnya.

Menurut Marwan, tingginya urbanisasi karena minimnya ketersediaan lapangan pekerjaan di desa. Karena itu tidak heran muncul kecenderungan masyarakat ingin bekerja di perkotaan dibandingkan di perdesaan. Kecenderungan hadir, apalagi melihat tingginya jumlah keluarga petani miskin. Secara nasional mencapai 3.770.740 kepala keluarga.

Dari jumlah tersebut, yang paling tinggi terdapat di Provinsi Jawa Barat mencapai 680.942 keluarga. Sedangkan untuk keluarga miskin yang paling sedikit adalah di Provinsi Papua Barat sebanyak 4.467 keluarga.(gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Kembali Tegaskan Proyek Listrik 35000 MW Tetap Jalan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler