jpnn.com, JAKARTA - Studi dalam New England Journal of Medicine mengungkapkan ada tiga merek vaksin Covid-19 yang masih menunjukkan tanda respons imun kuat hingga delapan bulan setelah suntikan tanpa booster.
Tiga vaksin Covid-19 itu yakni Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson
BACA JUGA: Mengapa Ada Warga Indonesia Non-Prioritas Sudah Mendapatkan Vaksin Dosis Ketiga dan Keempat?
Pada studi itu juga dikatakan, para peneliti menemukan tanda yang menunjukkan ketiga vaksin menghasilkan perlindungan kuat dan tahan lama dari risiko keparahan penyakit.
Analisis juga membeberkan perbedaan cara vaksin menghasilkan antibodi. Pada vaksin dari Pfizer dan Moderna antibodi melonjak dan kemudian turun dengan cepat, sementara Johnson & Johnson memiliki antibodi yang stabil dari waktu ke waktu.
BACA JUGA: Bea Cukai Juanda Berikan Fasilitas Rush Handling untuk Percepat Impor Vaksin Pfizer
"Pada bulan ke delapan, respons antibodi sebanding untuk ketiga vaksin ini," ujar Direktur Pusat Penelitian Virologi dan Vaksin di Beth Israel Deaconess Medical Center, Dr. Dan Barouch seperti dikutip dari Abc News, Minggu.
Barouch menyebut studi baru ini menjadi yang pertama membandingkan tidak hanya antibodi, tetapi juga sel-T pada ketiga vaksin. Sel-T juga bagian penting dari sistem kekebalan, dan mungkin menjadikan perlindungan yang lebih tahan lama, bahkan setelah antibodi turun.
BACA JUGA: Gawat! 100 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Terancam Kedaluwarsa
"Respons sel T kemungkinan berkontribusi pada perlindungan vaksin terhadap penyakit parah. Respons sel T relatif stabil untuk ketiga vaksin selama delapan bulan," kata Barouch.
Vaksin Pfizer dan Moderna mengandalkan jenis teknologi yang sama, yakni mRNA, sementara Johnson & Johnson menggunakan teknologi vektor virus.
Kedua teknologi ini memicu berbagai jenis respons imun.
Antibodi yakni protein yang melawan virus dalam darah menjadi salah satu indikasi vaksin bekerja. Tetapi antibodi hanyalah salah satu bagian dari respons imun tubuh secara keseluruhan.
Direktur penyakit menular di South Shore Health, Dr. Todd Ellerin mengatakan semakin tinggi titer antibodi penetralisir, semakin terlindungi seseorang dari infeksi.
Dia menyebut hal itu menjadai alasan ada keuntungan pemberian dua dosis vaksin mRNA dibandingkan dengan dosis tunggal Johnson & Johnson dalam mencegah infeksi.
Tetapi, ketika berbicara penyakit parah, maka vaksin-vaksin yang tersedia sama hebatnya. (antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia