jpnn.com - JAKARTA - Mario Steven Ambarita (21), tersangka kasus penyusupan ke roda pesawat Garuda Indonesia GA 177 rute Pekanbaru-Jakarta, menghilang setelah meninggalkan rumahnya di Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Jumat (17/4) dinihari sekitar pukul 01.00 WIB.
Mario diizinkan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kementerian Perhubungan kembali berkumpul dengan keluarganya sejak Selasa (14/4) lalu. Itupun setelah Ibunya, Tiar Sitanggang membuat surat pernyataan bahwa Mario akan kooperatif mengikuti proses hukum.
BACA JUGA: 100 Honorer K2 Bodong di Daerah Ini Tetap Dapat SK CPNS
Namun, setelah beberapa hari di rumah, tepatnya di Jalan Kapuas Ujung RT 004, RW 002 Kelurahan Bagan Batu, Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir, yang berjarak sekitar 8 jam dari Kota Pekanbaru, Mario pergi dengan hanya meninggalkan sepucuk surat yang ditulis tangan.(fat/jpnn)
Berikut isi suratnya secara lengkap, yang diperoleh dari pengacara Mario, Mangiring Sinaga SH:
BACA JUGA: Nusron Wahid: Masalah TKI Sumbernya Dari Indonesia
Buat Mama dan Bapak yang paling aku cinta
Terimakasih karena bapak telah merawat aku dan memperjuangkan aku sampai dewasa. Aku bangga sama Bapak dan Mama, telah berusaha dan berkorban sampai aku dewasa. Maka aku berdoa, semoga Bapak dan Mama selalu sehat panjang umur
BACA JUGA: SBY Pun Cek Sound System KAA di Bandung
Yaah..Sekarang umurku sudah 21, itu tandanya aku sudah sangat dewasa, dan mau pergi mencari cara agar hidup berubah. Mama dan Bapak tinggal bedoa semoga Tuhan menunjukkan jalan terbaik agar kita bisa hidup bahagia.
Aku cinta bapak karena mempertahankan harta dan anak, yang tak lain adalah Mario Steven Ambarita. Aku cinta Mama karena susah payah memperjuangkan aku mati-matian agar aku bisa hidup bahagia.
Untuk Mama sama Bapak gak perlu menangis atau bersedih. Karena aku percaya Tuhan punya rencana yang sangat indah
By: Mario Steven Ambarita
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Alasan Komisi III DPR Cepat Setujui BH jadi Kapolri
Redaktur : Tim Redaksi