jpnn.com, MUARA ENIM - Jagat sepak bola tanah air berduka, pesepak bola klub PT BA, Monang Sianturi meninggal dunia, Kamis (16/11) lalu.
Monang Sianturi sempat tak sadarkan diri usai bertanding melawan Rindam II Sriwijaya di turnamen HUT Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, hari tersebut.
BACA JUGA: Sepak Bola Gembira Berujung Duka, Pemkab Berbelasungkawa
Monang tiba-tiba kolaps dan tak sadarkan diri. Monang diduga meninggal karena terlambat mendapat pertolongan pertama.
Karena pada saat insiden tersebut tim kesehatan tidak ada, korban yang dibawa rekannya ke RSUD Dr HM Rabain Muara Enim akhirnya meninggal dunia.
BACA JUGA: Lagi, Pesepak Bola Tewas di Atas Lapangan
Rekan korban, Kris (40), warga Tegal Rejo, Tanjung Enim, mengatakan bahwa korban sebelumnya tak terlihat mengeluh capek saat bertanding. Tapi usai bertanding, korban beristirahat di pinggir lapangan. Kemudian korban terguling tak sadarkan diri.
“Sebelumnya sempat minum lalu terguling karena pingsan. Terdengar seperti ada suara dengkuran,” katanya.
BACA JUGA: Tak Terima Diperintah, Crash, Beni Bacok Atasan
Saksi lainnya, Rudiansyah menambahkan, saat korban pingsan tidak terlihat tim medis yang siap di pinggir lapangan. “Saya keliling cari tim medis atau ambulan sampai keluar stadion tapi tidak bertemu. Korban juga dibawa ke rumah sakit pakai mobil pemain,” tambahnya.
Rekan korban yang juga karyawan PT BA, Hariyanto menerangkan, korban merupakan karyawan PT BA di bagian Geologis. “Korban tinggal sendirian di Mess Basecamp PT BA Tanjung Enim. Keluarganya tinggal di Kota Bogor, Jawa Barat,” tambahnya.
Karena kejadian tersebut, pertandingan pun dihentikan. Bahkan Sekda Muara Enim Ir H Hasanudin yang mengetahui kabar duka itu meninjau langsung lokasi pertandingan.
“Saya kaget saat dapat kabar kejadian itu. Tentu hal seperti ini tidak kita inginkan. Kami mewakili jajaran Pemkab Muara Enim menyampaikan duka sedalam-dalamnya kepada keluarga korban,” kata Hasanudin. (ozi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pencuri Besi Rel KA Didor, Sembilan Pelaku Masih Buron
Redaktur & Reporter : Budi