jpnn.com, SAO PAULO - Jagat sepak bola tidak akan pernah sama lagi setelah Ronaldinho memutuskan gantung sepatu alias pensiun, Rabu (17/1) kemarin.
Maestro bernama lengkap Ronaldo de Assis Moreira berusia 37 tahun itu merupakan salah satu pesepak bola asal Brasil yang memiliki karier gemilang. Mulai dari Gremio, Paris Saint-Germain, Barcelona, AC Milan, Flamengo, Atletico Mineiro, Queretaro, hingga Fluminense.
BACA JUGA: Pensiun, Ronaldinho Kejar Impian di Bidang Musik
Ronaldinho menggoreskan 280 gol dari 728 laga. Dia meraih sembilan titel juara, satu bersama PSG, lima dengan seragam Barca, satu bersama Milan, dan dua trofi saat memperkuat Atletico Mineiro.
Di level timnas, Ronaldinho meraih banyak kesuksesan bersama timnas Brasil. Ronaldinho mencetak 33 gol dari 97 caps, dan merengkuh empat gelar, termasuk trofi Piala Dunia 2002. Nah, ada beberapa warisan dari Ronaldinho yang bikin dia bisa selalu dirindukan. Apa saja? (io)
BACA JUGA: Adriano, Kali Ketiga Raih Bidone dOro
Ronaldinho dan..
Rambut
Rambut panjang nan keriting khas Ronaldinho akan dirindukan. Dia tidak pernah membiarkannya terurai. Selain diikat, dia biasa mengenakan bandana.
Tonggos
Ini yang menjadi trademark Ronaldinho. Dia juga tidak pernah absen tersenyum sepanjang pertandingan
Free Kick
Style sepakan bebas Ronaldinho bisa dibilang unik. Ancang-ancang yang diambil cukup jauh dengan bola yang dihasilkan tidak terprediksi, efek bola saat di udara bisa knuckle atau melengkung. Gol ke gawang timnas Inggris pada perempat final Piala Dunia 2002 adalah bukti konkret bahwa arah tendangan bebasnya sulit ditebak.
Dribel
Salah satu keahlian Ronaldinho. Di masa jayanya saat di Barcelona (2003-2008), dia salah satu pemilik dribel paling mematikan sekolong jagat dengan memadukannya dengan goyang samba. Dua golnya saat Barcelona menang 3-0 di El Clasico (19/11/2005) semua berawal dari skill dribel ciamik. Performanya kala itu berujung standing ovation dari madridistas di Santiago Bernabeu. Satu lagi golnya yang dimulai dengan gocekan maut adalah saat melawan Chelsea di Stamforfd Bridge pada perdelapan final Liga champions 2004-2005.
Redaktur & Reporter : Adek