Inikah Pemicu Perang Antarwarga di Mimika?

Sabtu, 14 Mei 2016 – 10:02 WIB
Salah satu kubu yang bertikai di Kwamki Narama, Mimika, Papua. Foto: dok/Radar Timika

jpnn.com - TIMIKA – Sejak Rabu (11/5) kemarin, dua kelompok warga di Distrik Kwamki Narama, yakni warga Kampung Amole dan Kampung Harapan, terlibat bentrok menggunakan berbagai senjata termasuk panah dan senapan angin.

Dari penelusuran Radar Timika di lapangan, pertikaian tersebut dipicu kasus pembunuhan yang menimpa salah satu warga, Jakson Komangal (18), warga yang tinggal di Jalan Kangguru. Korban pertama kali ditemukan tidak bernyawa dengan beberapa anak panah menancap di tubuhnya, di jalan Freeport lama, Distrik Kwamki Narama.

BACA JUGA: Hari Ketiga Perang di Mimika, Jumlah Korban Terus Bertambah

Belum diketahui motif pembunuhan tersebut. Namun sejumlah sumber mengatakan, korban sebelum dibunuh diketahui sedang mencari kayu dan melintas di jalan Freeport lama. Korban kemudian diadang sekelompok warga dengan panah tradisional.

Usai kejadian tersebut, tak perlu menunggu perintah, warga mulai melengkapi diri mereka dengan senjata panah dan parang, serta senjata tajam lainya. Sementara jenazah korban langsung diusung dan dibawa ke tengah lapangan di antara Kampung Harapan dan Kampung Amole.

BACA JUGA: GAWAT! Gelombang Laut 4 Meter, ASDP Tutup Dua Rute

Keluarga korban almarhum Jakson Komangal kemudian melakukan ritual sambil mempersiapkan kayu untuk prosesi kremasi. Setelah itu, keluarga korban melakukan aksi balas dengan melakukan penyerangan terhadap kelompok atas. Aksi saling serang dua kelompok massa itu kemudian berlanjut.

Aparat Kepolisian Polres Mimika dan Batalyon Brimob B Pelopor Polda Papua, dikerahkan untuk mengamankan situasi, sambil para pimpinan melakukan koordinasi dengan para tokoh dari kedua belah pihak. Namun upaya tersebut belum tercapai kesepakatan, sehingga kedua kelompok massa kembali bentrok.

BACA JUGA: 37 Bidan Hampir Diperkosa, IBI Unjuk Rasa

Kapolres Mimika, AKBP Yustanto Mujiharso, membenarkan bentrokan tersebut dilatar belakangi pembunuhan seorang warga. "Pada kasus sebelumnya itu sudah disepakati bahwa tidak lagi ada perang. Sudah difasilitasi pertemuan oleh Polri-TNI dan DPRD. Namun Rabu pagi ada satu korban (pembunuhan) dari kelompok (kampung) bawah (di Kwamki Narama),” ujar Kapolres.

Kapolres mengatakan, usia pembakaran jenasah, kelompok bawah melakukan pembalasan, kemudian dihalau oleh aparat keamanan. Beberapa anggota, kata Kapolres sempat terkena panah, tapi hanya mengenai rompi. Akhirnya polisi berhasil memukul mundur kelompok penyerang dan situasi normal.

Yustanto sendiri telah berjanji akan menangkap pelaku pembunuhan Jakson. Sementara itu, disinggung mengenai konflik ini terkait dengan peristiwa yang terjadi beberapa tahun lalu, Kapolres tidak membantah. Dia membenarkan pada perang yang terjadi tahun 2012 lalu, salah satu korban yang mengalami luka, beberapa hari lalu meninggal dunia. Hal itu kemudian dikait-kaitkan dengan kejadian kemarin. (rex/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rasain, Polisi yang Rekayasa Laporan juga Akan Diproses


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler