Inikah Penyebab Amokrane Berani Melawan Polisi?

Rabu, 04 Mei 2016 – 02:20 WIB
Amokrane Sabet. Foto: The Malaya Mail

jpnn.com - BADUNG - Kematian mantan petarung Mixed Martial Arts (MMA) Amokrane Sabet di Badung, Bali, akibat peluru dari pistol polisi justru menyisakan tanya. Yakni terkait hal yang menyebabkan warga negara Prancis itu berani nekat melawan aparat.

Amokrane memang terpaksa ditembak karena melukai Brigadir AA Sudiarta, anggota Polsek Kuta Utara, Badung, Senin (2/5). Dengan pisau terhunus, pria 49 tahun dengan tubuh penuh tato itu berkali-kali menusuk Sudiarta.

BACA JUGA: Lanal Banten Seleksi Calon Anggota Saka Bahari

Usut punya usut, ada dugaan kenekatan Amokrane justru bermula ketika masa berlakunya visa turis dalam paspornya sudah habis sejak September 2015. Ia terbujuk calo yang memintanya tidak mengurus perpanjangan visa.

“Kami menduga dia (Amokrane, red) terprovokasi oknum calo agar tidak memperbarui visanya. Karena itu dia berani mengancam dan bikin keonaran,” ujar Kepala Imigrasi Kelas I Ngurah Rai Yosep Renung Widodo, Selasa (3/5) siang.

BACA JUGA: Polemik Revitalisasi Teluk Benoa, PHDI Netral

Amokrane memang sudah dua tahun belakangan ini tinggal di Bali. Ia menghuni sebuah vila di Banjar Tegal Gundul, Tibubenang, Kuta Utara.

Selama tinggal di Bali, ia sudah tiga kali memperbarui visanya. Terakhir kali ia mengurus perpanjangan cisa adalah pada  Agustus 2014.

BACA JUGA: Ternyata Aktor Penyerangan Kantor Camat Itu...

Karena kerap berurusan dengan imigrasi, Amokrane disebut-sebut paham betul hukum keimigrasian yang berlaku di Indonesia. Masalahnya, dia juga berurusan dengan calo yang biasa menipunya.

“Informasi yang kami dapat, Amokrane itu biasa berkonsultasi dengan calo. Satu saat dia ditakut-takuti  calo karena status over stay-nya di Bali,” timpalnya.

Karena diduga takut lantaran melebihi izin tinggal dan sudah telanjur terbujuk calo, Amokrane sejak September 2015 lalu enggan memperpanjang visanya yang sudah mati. Opsi dari imigrasi pun sudah jelas, yakni mendeportasinya.

“Jadi, yang dilakukan Amokrane adalah pelanggaran. Maaf, solusi terakhir adalah deportasi. Tidak bisa lagi overstay dibayar dengan denda. Karena itu dia membuat keonaran,” beber Yosep.

Padahal, sebelumnya Amokrane tak pernah berulah. Ia juga rutin membayar sewa vila.  “Dia ini orang mapan. Biaya sewa tidak pernah ada masalah. Dia hanya terprovokasi,” paparnya.(dre/mus/jpg/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rasain! 6 Pelaku Penyerangan Kantor Camat Rumbai Diciduk


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler