jpnn.com, MALANG - Arema FC baru menjalani 13 laga dari total 34 pertandingan di ajang Liga 1 2018. Masih ada kesempatan untuk mengerek posisi. Saat ini, tim berjuluk singo edan tersebut berada peringkat 15 klasemen sementara dengan 15 poin.
Arema FC sebenarnya mengawali liga 1 2018 dengan penuh kegairahan. Ekspektasinya adalah memperbaiki prestasi dibanding musim lalu yang hanya finis di peringkat sembilan. Alih-alih membaik, tim ini justru babak belur di awal kompetisi.
BACA JUGA: Borneo FC Punya Banyak Waktu Benahi Tim Jelang Jamu Perseru
Tim ini mengawali laga pembuka dengan mengecewakan, yakni bermain imbang 2-2 melawan Mitra Kukar di Stadion Kanjuruhan. Start yang buruk kemudian berimbas pada laga-laga Arema berikutnya. Tak heran, Arema banyak kehilangan poin di kandang sendiri.
Dari total 6 laga kandang yang dilakoni, Arema gagal meraih tiga kali kemenangan dan hanya meraih hasil imbang, yakni ketika melawan Mitra Kukar (2-2), Persib Bandung (2-2), dan PSM Makassar (1-1).
BACA JUGA: Laga Tunda Persija vs Persebaya Akhirnya Digelar 26 Juni
Berdasarkan evaluasi dari manajemen, ada banyak penyebab kenapa Arema FC terbenam di awal kompetisi. Salah satunya adalah faktor dari pelatih kepala.”Memang pelatih di samping skill, memang harus bisa handling tim,” ucap General Manager Arema FC Ruddy Widodo, awal pekan lalu.
Ia menjelaskan, bahwa pelatih Arema sebelumnya yakni Joko ’Gethuk’ Susilo masih dirasa kurang dan belum memiliki kemampuan seperti ini.”Mungkin bukan karena tidak punya, mungkin belum punya saja,” imbuhnya.
BACA JUGA: Tak Ingin Jadi Musafir, PSM Terus Benahi Kekurangan Stadion
Sebenarnya, kekhawatiran pihak manajemen itu muncul setelah melakon dua laga pra musim. Ketika itu, performa Arema FC belum menunjukkan permainan yang bagus.
”Sebenarnya setelah Piala Presiden dan Piala Gubernur Kaltim tersebut kita sudah ada sedikit kekhawatiran,” kata pria berlatarbelakang pengusaha ini.
Namun, ia beranggapan bahwa sebenarnya permasalahan di Arema FC yang paling utama adalah hilangnya sosok penjaga gawang sekelas Kurnia Meiga. Untuk diketahui, Meiga tidak lagi membela Arema FC karena sakit yang berkepanjangan.
Hingga saat ini, penjaga gawang binaan Arema FC belum membela klub manapun.”Penyakitnya (tidak ada penjaga gawang berkualitas,red) sebenarnya semua sudah tahu. Itu sebenarnya sudah terlihat ketika melawan Mitra Kukar (laga kandang perdana),” terang pria yang akrab disapa Ruddy tersebut. Permasalahan yang ia maksud saat itu adalah tidak adanya sosok penjaga gawang.
”Bayangkan saja kita sampai memiliki 5 penjaga gawang waktu itu kan karena melihat bahwa permasalahan Arema saat ini berada di sektor itu,” sambung pria berusia 47 tahun itu.
Untuk saat ini, selain Reky Rahayu yang memilih keluar, terdapat empat pemain lagi yang masih bertahan, yakni Joko Ribowo, Utam Rusdiana, Kurniawan Kartika Ajie, dan Tedy Heri Setiawan.
Sementara itu, pelatih kepala Arema FC saat ini, Milan Petrovic juga beranggapan serupa. Menurut dia, faktor utamanya ada di sektor penjaga gawang.”Saat ini pemain masih merasa tidak percaya terhadap kiper. Oleh karena itu saya membutuhkan sosok penjaga gawang di mana semua pemain bisa percaya pada penjaga gawang,” ujarnya.
Hal itu pula yang membuat dia berburu kiper asing, pelatih kiper, dan memecat pelatih kiper sebelumnya Ricardo Navarro Dos Passos.”Mungkin saja bukan kiper masalahnya, melainkan pada pelatih kipernya,” terangnya.
Menurutnya, yang ia butuhkan saat ini adalah penjaga gawang yang bisa mengkoordinasi lini belakang dan menjadi sosok pemimpin yang bisa membimbing pemain Arema yang lainnya.
Selain kiper, yang membuat Arema FC saat ini terpuruk adalah karena dianggap belum bisa menujukkan permainan terbaiknya. Ia menyoroti pemain asing yang minim kontribusi dan tidak bisa mengangkat performa timnya.
”Seharusnya ketika tim asing tidak bermain, suatu tim itu performanya turun atau kalah. Tapi kasus di Arema justru berbeda,” terangnya. Oleh karena itu, ia mencoba mencari beberapa pemain asing pengganti.
Tak hanya itu, ia juga ingin meminjamkan beberapa pemain dengan jam terbang minim agar bisa memperoleh pengalaman.
Selain hal itu, ia juga menjelaskan bahwa banyaknya pemain yang absen lantaran cedera atau dipanggil tim nasional membuat dia pusing.
“Kami ada Bagas (Adi Nugroho) dan Hanif (Sjahbandi) yang dipanggil timnas, ketika kami bermain saya tidak memiliki banyak pemain,” ujarnya. Ia beranggapan bahwa di Eropa, ia menyebutkan kompetisi akan diberhentikan ketika ada agenda tim nasional yang bertandinga, sehingga klub tidak dirugikan.
Meski begitu, ia merasa bahwa hal itu merupakan pelajaran bagi dirinya.”Tapi itu tidak masalah. Dengan begini saya juga sedikit demi sedikit memahami regulasi yang terdapat di Indonesia,” beber pelatih berlisensi kepelatihan UEFA Pro tersebut. (gg/riq)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wigi Bantah Performanya Menurun karena Menikah
Redaktur & Reporter : Soetomo