Inikah Sinyal Joe Biden Akan Menghukum Anak Kesayangan Raja Salman?

Minggu, 28 Februari 2021 – 20:22 WIB
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud bersama putra kesayangannya, Pangeran Mohammed bin Salman. Foto: REUTERS

jpnn.com, WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa pemerintahnya akan menyampaikan pengumuman terkait Arab Saudi pada Senin (1/3).

Pernyataan tersebut keluar saat dia dicecar soal laporan intelijen AS yang menyebutkan bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman merestui pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.

BACA JUGA: Serangan Udara Amerika Serikat Pertama di Bawah Kepemimpinan Joe Biden

Pemerintahan Biden menghadapi kritikan lantaran dianggap lembek terhadap sang putra mahkota. Putra Raja Salman itu tidak dijatuhi sanksi meski disalahkan lantaran menyetujui pembunuhan Khashoggi.

Ketika disinggung soal sanksi terhadap penguasa de facto Arab Saudi yang juga dikenal sebagai MbS itu, Biden menjawab, "Akan ada pengumuman pada Senin mengenai apa yang kami lakukan bersama Arab Saudi secara umum."

BACA JUGA: Joe Biden Sudah Sebulan Lebih Mengabaikan Raja Salman, Akhirnya Telepon Itu Datang

Presiden Biden tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.

Khashoggi, penduduk AS dan penulis kolom opini Washington Post yang mengkritik kebijakan MbS, tewas dan dimutilasi di konsulat Arab Saudi di Istanbul pada Oktober 2018.

BACA JUGA: Joe Biden: China Akan Merasakan Akibatnya

Pelaku aksi keji tersebut adalah tim mata-mata yang, setelah ditelusuri, memiliki kedekatan dengan putra mahkota .

Pemerintah Arab Saudi, yang membantah semua keterlibatan putra mahkota, pada Jumat (26/2) mengeluarkan pernyataan yang menolak temuan laporan AS.

Kerajaan juga mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa pembunuhan Khashoggi adalah kejahatan keji oleh kelompok bajingan.

Salah satu hukuman yang diputuskan oleh AS pada Jumat adalah memberlakukan larangan visa terhadap sejumlah warga Arab Saudi yang diyakini terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.

AS juga menjatuhkan sanksi kepada beberapa pihak lain, termasuk mantan wakil kepala intelijen, berupa pembekuan aset dan larangan bagi warga Amerika berurusan dengan mereka. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler