Negara-negara bagian di Australia memiliki aturan berbeda-beda terkait dengan vaksinasi COVID-19 bagi para pekerja yang akan kembali ke kantor atau tempat kerja lainnya.

Mulai hari Jumat (15/10), negara bagian Victoria mewajibkan semua pekerja resmi, termasuk petani dan pekerja sektor pertanian lainnya, untuk mendapatkan vaksin.

BACA JUGA: Hasil PCR Tak Akurat, Lab Tes COVID-19 Langsung Ditutup Pemerintah

Para pekerja diharuskan divaksinasi minimal satu kali sebelum kembali ke pekerjaannya seperti sebelum pandemi. Pada 26 November, mereka diharuskan telah disuntik dua kali.

 

BACA JUGA: Penduduk Tidak Tetap di Australia Minta Dimasukkan dalam Rencana Pembukaan Kembali

Negara bagian New South Wales menerapkan aturan berbeda. Pemerintah NSW menyatakan pihaknya tidak akan mewajibkan vaksinasi bagi pekerja sektor pertanian, termasuk petani, pekerja peternakan dan pekerjaan terkait lainnya.

Namun bila pekerja di sektor ini ingin istirahat dan bertemu pekerja lain di kantin atau minum-minum di bar dan tempat umum lainnya, maka vaksinasi wajib dilakukan. 

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Berharap Sukarelawan di Palembang Bisa Ubah Perilaku Masyarakat

Pemerintah Northern Territory (Australia Utara) menerapkan aturan yang sama dengan Victoria, meski penerapannya baru dilakukan sebulan kemudian.

Para pekerja resmi di Australia Utara perlu mendapatkan vaksinasi pertama paling lambat 12 November, termasuk pekerja di sektor pertambangan, pengolahan makanan serta rumah potong hewan.

Di Australia Barat, pekerja di sektor sumber daya alam atau pekerja di wilayah pedalaman dan terpencil, sudah harus mendapatkan vaksinasi penuh sebelum 1 Januari.

Queensland kini mempertimbangkan untuk mewajibkan vaksinasi COVID bagi pekerja tambang. Rencana ini telah disambut baik oleh kalangan industri terkait.

Sementara di Tasmania dan Australia Selatan, aturan vaksinasi wajib baru diterapkan untuk pekerja sektor kesehatan.

Pengemudi truk kini wajib vaksinasi bila akan memasuki wilayah hukum Victoria, Queensland, Australia Selatan, Australia Barat dan Northern Territory, meskipun penerapannya berbeda-beda tergantung dari negara bagian mana sang pengemudi berasal. Siapa yang akan memeriksa?

Penerapan aturan ini secara umum akan dibebankan kepada pihak perusahaan atau pemberi kerja untuk memastikan pekerjanya telah divaksinasi dengan menyimpan bukti sertifikat vaksin pekerjanya.

Hukuman denda berat akan dijatuhkan di beberapa negara bagian bagi perusahaan yang tidak memiliki bukti sertifikat vaksin pekerjanya.

Di Victoria, beban tanggung jawab pihak perusahaan atau pemberi kerja ini telah diprotes oleh Federasi Petani Victoria. Mereka menganggap beban tambahan ini semakin memberatkan usaha mereka dalam mengisi kekurangan tenaga kerja.

"Di beberapa wilayah Victoria, musim panen telah tiba. Ini masa paling sibuk dalam setahun. Petani kita menghasilkan bahan makanan yang akan semakin sulit dipenuhi bila semakin kurang pekerja yang datang," kata Ketua Federasi Emma Germano.

Sejumlah usaha di sektor pertanian membuat aturannya sendiri, seperti yang dilakukan pabrik pengolahan buah SPC dan perusahaan tambang raksasa BHP.

Kedua perusahaan ini telah mewajibkan seluruh pekerjanya untuk divaksinasi COVID-19.

Ada pula perusahaan seperti Fletcher's International, yang menutup sementara divisi pemotongan hewannya di daerah Dubbo demi memberi kesempatan bagi pekerja untuk divaksinasi. Bagaimana dengan pekerja asing?

Sektor pertanian sangat bergantung pada pekerja asing, termasuk sekitar 75.000 orang yang kini tinggal di Australia tanpa dokumen resmi.

Mereka ini akan sangat kesulitan bila diminta untuk menunjukkan bukti sertifikat vaksin COVID.

Corey Iredale dari Sunraysia Mallee Ethnic Communities Council menjelaskan, sekitar 1.800 pekerja musiman di wilayah baratdaya Victoria telah divaksinasi, namun kesulitan untuk mendapatkan bukti sertifikat mereka yang hanya tersedia di aplikasi resmi MyGov milik pemerintah.

"Tanpa kartu asuransi kesehatan Medicare, mereka harus membuat kartu IHI (Individual Healthcare Identifier), namun layanan ini berada di departemen terpisah, yaitu di Departemen Services Australia," jelas Corey.

"Bila seseorang kesulitan berbahasa Inggris dalam membaca, menulis atau berbicara, tentu saja semua ini bukan urusan gampang," ujarnya. Bagaimana bila ditemukan kasus positif?

Musim panen yang telah dimulai di seluruh Australia saat ini, menimbulkan kekhawatiran terjadinya ledakan penularan virus yang akan memaksa penutupan pertanian.

Sementara pembukaan perbatasan juga belum memberi kepastian tentang siapa saja yang harus menjalani karantina, karena pelaksanaannya tergantung pada tiap-tiap negara bagian.

Kejelasan aturan yang telah diumumkan oleh Pemerintah NSW disambut baik oleh ketua asosiasi petani ceri Tom Eastlake.

Itu karena musim panen buah ceri telah mulai berlangsung di wilayah selatan NSW.

"Kami mendorong seluruh pekerja sektor pertanian untuk segera divaksinasi," katanya.

Karena buah ceri termasuk tanaman yang sangat perlu segera dipanen, Tom ingin mendapatkan kejelasan bagaimana bila ada pemetik buah yang positif COVID.

"Apakah pekerja lainnya harus melakukan lockdown selama 14 hari juga?" kata Tom.

"Seratus persen pendapatan usaha ceri ini kami peroleh dari empat hingga delapan minggu musim panen dalam setahun," katanya.

"Jadi bila kami kehilangan satu minggu saja dari musim panen, dampaknya akan sangat besar pada seluruh penghasilan kami," ujar Tom.

 

Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC NEWS

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkes Budi Minta ITAGI Meneliti Vaksin Terbaik untuk Booster 

Berita Terkait