jpnn.com, KOTAWICE, POLANDIA - Indonesia membuktikan diri menjadi salah satu negara paling terdepan dalam kesepakatan perubahan iklim.
Bukti komitmen dan konsistensi pemerintah dalam kesepakatan global, ditampilkan di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim (COP) 24, Katowice, Polandia dari 3 – 14 Desember 2018.
BACA JUGA: Duh, Mangrove di Sekitar Pelabuhan Benoa Mulai Rusak
Penanggung Jawab Paviliun Indonesia, Agus Justianto mengungkapkan, Paviliun Indonesia di COP 24 merupakan refleksi implementasi Paris Agreement.
Selama hampir dua pekan pelaksanaan COP 24, paviliun diisi dengan 52 sesi diskusi, dihadiri 225 pembicara, dengan perkiraan total 2.865 peserta diskusi dari berbagai negara peserta konferensi.
BACA JUGA: Slurrrp...Yuk Coba Minum Jus Cacing
''Sepanjang minggu pertama saja, Paviliun Indonesia telah menghadirkan 83 pembicara dalam 21 sesi, dihadiri 1.265 peserta,'' ungkap Agus pada media, Senin (10/12).
BACA JUGA: Delegasi Indonesia mendorong Penyelesaian Katowice Outcome
“Selanjutnya pada minggu kedua, akan hadir 142 pembicara dalam 31 sesi, dan diperkirakan dihadiri sekitar 1.600 peserta”, lanjut Agus Justianto.
Paviliun Indonesia menjadi salah satu favorit kunjungan peserta konferensi.
Melalui berbagai sesi yang dihadirkan, Paviliun Indonesia menjadi 'rumah informasi' bagi delegasi negara-negara di dunia, tentang berbagai upaya mitigasi, adaptasi, kebijakan, aturan, dan implementasi perubahan iklim.
Hanya di hari libur saja suasana di lokasi ini sepi. Kalaupun terlihat ada aktivitas karena pada COP 24 kali ini area negosiasi dan paviliun menjadi satu dan tidak dipisah, sehingga para negosiator lalu lalang di area paviliun atau negosiator memakai paviliun negaranya untuk berkegiatan.
Sementara di hari kerja, tidak kurang dari 400-500 pengunjung bisa memenuhi Paviliun Indonesia setiap harinya. Dalam satu hari bahkan bisa mencapai 8 sesi.
Narasumbernya mulai dari perwakilan pemerintah Indonesia, perwakilan dari negara para pihak, pemda (Gubernur, Bupati/Walikota), akademisi, para dubes, dunia usaha, hingga aktivis.
''Bisa dikatakan Paviliun Indonesia nyaris tak pernah sepi di hari kerja, sesuai jadwal yang ditetapkan, karena antusiasme pengunjung dan peserta diskusi,'' kata Agus.
Paviliun Indonesia menjadi bagian dari "soft diplomacy" Indonesia pada COP24, dan sudah berlangsung selama 4 tahun berturut-turut.
Paviliun Indonesia aktif saat pelaksanaan konferensi, dan pada akhir pekan akan dimanfaatkan para delegasi untuk melakukan evaluasi kerja.
Guna memaksimal agenda, Agus memastikan bahwa pihaknya juga sudah melakukan koordinasi sejak jauh hari dengan Kementerian/Lembaga yang hadir perihal jadwal Paviliun Indonesia.
''Koordinasi sudah dilakukan paling tidak empat kali pertemuan dengan para pihak, termasuk Kementerian terkait, jauh sebelum COP24 dimulai,'' ungkap Agus.
''Selain itu semua informasi terkait Paviliun Indonesia juga bisa diakses melalui website indonesiaunfccc.com. Di situ bisa terlihat jelas, bagaimana kesibukan dan ramainya Paviliun Indonesia menjadi rujukan masyarakat internasional,'' tambah Agus.
Paviliun Indonesia yang tampil dengan nuansa khas daerah serta kekayaan Indonesia lainnya, telah disiapkan sedemikian rupa sejak 10 bulan lalu dengan kerjasama berbagai pihak.
Dari lokasi ini, peserta COP24 bisa melihat kerja nyata Indonesia dalam agenda perubahan iklim global.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Buktikan Kebijakan dalam Cegah Perubahan Iklim
Redaktur & Reporter : Natalia