Inilah Contoh Keberhasilan Program SII Kemenristek BRIN

Sabtu, 05 September 2020 – 13:07 WIB
Founder Scooby Tea Kombucha, Annisa Abdiwijaya. Foto: dok pribadi for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Banyak perusahaan di Indonesia megap-megap terdampak pandemi COVID-19.

Namun, ada perusahaan rintisan (startup) di bawah pembinaan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) justru dapat bertahan.

BACA JUGA: Kemenristek/BRIN Jalankan Operasi TMC Demi Kurangi Intensitas Hujan

Perusahaan starup tersebut ialah Scoby Tea Kombucha yang telah mengikuti program Startup Inovasi Indonesia (SII).

Pihak Scoby Tea Kombucha mengaku produk minuman kesehatan miliknya justru semakin diminati karena khasiatnya.

BACA JUGA: Kemenristek Gelontorkan Rp 27,3 Miliar untuk Penelitian Inovasi COVID-19 Tahap II

“Teh kombucha di Indonesia masih jarang. Sehingga peluang untuk Produk Scoby Tea sebagai produk teh kombucha siap minum pertama di Indonesia, menjadi lebih besar. Terlebih di masa pandemi ini, semakin diminati baik secara online dan offline, karena berkhasiat meningkatkan imun di dalam tubuh” tutur Founder Scooby Tea Kombucha, Annisa Abdiwijaya dalam keterangannya, Sabtu (5/9)

Scoby Tea Kombuca adalah produk inovasi minuman hasil fermentasi berbahan baku teh bunga dan gula yang difermentasi menggunakan bakteri dan jamur probiotik.

BACA JUGA: Ruhut Sitompul Minta Fadli Zon Jangan Ikut Campur Urusan Jenderal Bintang Empat

Scoby merupakan singkatan dari “Symbiotic Culture Of Bacteria and Yeasts” yang berarti sekumpulan bakteri dan ragi hidup bersama secara simbiotik.

Sementara Kombucha merupakan produk fermentasi yang merupakan hasil dari aktivitas mikrobiologi dan biokimia.

Keberhasilan Scoby Tea Kombucha tersebut tidak terlepas dari keikutsertaannya dalam program SII Kemenristek BRIN.

Staf Khusus Menristek/Kepala BRIN Adrian A Gunadi menyampaikan apa yang dialami Scoby Tea saat ini juga merupakan Keberhasilan Program SII.

Dalam konteks pendanaan, Scoba Tea masuk kedalam faseCalon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi.

“Kegiatan utama pada fase ini biasanya adalah pengembangan produk dan persiapan menuju komersialisasi yang dilakukan dalam wujud pra- yang sebelumnya bernama CPPBT-PT yang telah rebranding dengan nama Startup Inovasi Indonesia akan tetap berkelanjutan, namun tertunda karena kondisi pandemi saat ini," ujar Adrian.

Namun begitu, upaya perhatian Kemenristek/BRIN terhadap pelaku startup tidak terhalang Pandemi.

Terkait dengan hal tersebut, Kemenristek/BRIN mengadakan Webinar “Startup Merdeka di Era Pandemi” sebagai upaya mendukung startup Inovasi Indonesia yang terdampak pandemi COVID-19.

Kegiatan yang telah terlaksana pada 27 Agustus lalu itu, nantinya berkelanjutan dalam webinar series dengan menghadirkan berbagai narasumber yang memang berkecimpung di dunia startup.

“Melalui kegiatan pembinaan dan juga untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan saran mengenai cara membangun bisnis Startup Inovasi Indonesia yang kuat terutama dalam kondisi pascapandemi COVID-19 serta untuk membangun jejaring," terang Adrian. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler