jpnn.com - CALIFORNIA -- Para ahli komputer dunia memperkirakan, siap ataupun tidak, seluruh dunia akan terhubung internet pada 2025.
Kehadiran internet di seluruh sisi kehidupan manusia bakal membawa dampak positif dan negatif. Seperti, kurangnya privasi dan juga potensi ancaman dari kejahatan dunia maya.
BACA JUGA: Riccardo Zacconi Bersiap jadi Miliuner Muda Berkat Candy Crush
Apa saja dampak lainnya? Dalam riset Pew Research Center and Elon University yang dipublikasikan seiring peringatan 25 tahun penemuan World Web Wide (WWW), ada tiga hal yang harus menjadi perhatian.
"Internet akan meningkatkan kesadaran kita tentang dunia dan diri kita sendiri sembari mengurangi privasi dan memungkinkan pelaku kejahatan membuat kehidupan orang lain sengsara," tulis Pew Research Center and Elon University, seperti dilansir npr.org, Selasa (11/3).
BACA JUGA: Pelangi Terlihat di Planet Venus
Pertama, internet bakal membuat manusia gila informasi aspek kehidupannya dan menjadi lebih sadar atas pentingnya privasi. Privasi pada 2025 akan menjadi barang mewah dan hanya diperuntukkan bagi kalangan atas.
"Ini akan mengubah cara kita berpikir tentang orang-orang, bagaimana kita membangun kepercayaan, bagaimana kita menegosiasikan perubahan, kegagalan, dan sukses," kata Judith Donath dari Harvard University.
BACA JUGA: Game Pintar My Math Tutor
Kedua, internet akan berdampak positif pada pendidikan namun disisi lain bisa menyeret ke jurang kebodohan. "Orang cerdas di dunia saat ini ada di India atau China. Bayangkan jika mereka jutaan tentu berdampak besar pada perkembangan manusia," ujar Hal Varian, kepala ekonom Google.
"Namun, internet bisa menjadi alat ampuh untuk mengendalikan pikiran semua manusia di planet ini," kata Mikey O'Connor seorang perwakilan the ISP and Connectivity Provider Constituency.
Ketiga, hingga kini para ahli hanya bisa memprediksi dan tidak sepenuhnya memahami dampaknya jika seluruh dunia terkoneksi internet.
"Kita mungkin telah menyaksikan dampak internet saat ini, tapi nanti akan jauh lebih kuat dari yang dibayangkan," ujar Nishant Shah, direktur penelitian di Pusat Internet dan Masyarakat di India. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Ada Lagi Program Satu Anak Satu Laptop
Redaktur : Tim Redaksi