Inilah Harapan Masyarakat kepada BRTI, Mastel, dan APJII

Rabu, 27 Mei 2015 – 08:25 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Enam komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) yang baru terpilih untuk periode 2015-2018, diyakini akan menjadi suntikan energi baru bagi Menkominfo Rudiantara untuk menuntaskan berbagai persoalan di industri ICT saat ini.

Enam komisioner BRTI dari unsur masyarakat ini akan bekerjasama dengan tiga anggota KRT-BRTI lainnya dari unsur pemerintah.

BACA JUGA: Faisal Tuding Ada Pemburu Rente Elpiji 3 Kilogram

Direktur Eksekutif Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) yakin, pengurus baru Komite Regulasi Telekomunikasi-Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (KRT-BRTI) bisa bekerja dengan baik karena ini diisi oleh orang-orang yang profesional di bidangnya.

“Susunan KRT periode 2015-2018 diisi oleh orang-orang yang profesional sehingga diyakini akan mampu melaksanakan tugasnya sebagai regulator dengan baik untuk kemajuan TIK, yang memiliki peran penting dan strategis,” ujar  Sutrisman di Jakarta, Selasa (26/5).

BACA JUGA: Ini Kondisi Perekonomian Sejumlah Daerah

Pendapat senada disampaikan pemerhati Teknologi Informasi, Onno W Purbo. Menurutnya,dengan komisioner baru BRTI ini akan membuat Menkominfo lebih fokus dan ada prioritas masalah yang harus segera diselesaikan.

“Masing-masing ada klasifikasinya. Ada beberapa pekerjaan rumah yang memang sangat penting untuk segera dituntaskan. Ada juga program yang masuk klasifikasi urgent dan opsional untuk jangka panjang," ujarnya.

BACA JUGA: Hadapi Lebaran, Garuda Indonesia Siapkan 1,61 Juta Kursi

Pertama, Onno menggarisbawahi agar pengurus baru BRTI, Mastel dan APJII diharapkan bekerjasama dengan pemerintah untuk memprioritaskan penyelesaian kasus hukum IM2 yang menyeret mantan CEO IM2 Indar Atmanto ke balik jeruji. Saat ini, kasus IM2 ini sudah dalam proses Peninjauan Kembali (PK) di Mahkamah Agung.

Diingatkan, putusan PK ini sangat penting bagi industri ICT, karena terkait mati atau tidaknya internet di Indonesia. "Karena itu, saya berharap pengurus baru BRTI, Mastel dan APJII terus mendorong pemerintah menyelesaikan segera persoalan ini, dan melakukan sosialisasi ke berbagai pihak agar Indar bisa segera bebas," ujarnya.

Kedua, pengurus baru Mastel dan APJII juga diharapkan menjadi mitra aktif bagi pemerintah. Onno berharap agar pengurus baru dapat mencari jalan keluar terbaik terkait pengaturan PNBP ISP.

Di bawah kepemimpinan Jamalul Izza, APJII diharapkan juga aktif merealisasikan e-blusukan agar menghemat biaya yang dikeluarkan pemerintah serta akses internet ke sekolah-sekolah, perguruan tinggi hingga ke pelosok desa (Desa Melek IT). Transformasi APJII juga perlu dilakukan, agar relevansi APJII makin nyata dalam era serba digital seperti saat ini. Onno mendukung visi pengurus APJI baru untuk perluasan IIX, sertifikasi SDM, maupun perluasan infrastruktur ke daerah.

Ketiga, Onno juga berharap, pengurus Mastel yang baru, dibawah komando Kristiono, dapat merangkul seluruh pemangku kepentingan sektor TIK, mendorong peraturan tentang roadmap TIK nasional, maupun koordinasi dengan asosiasi TIK nasional, serta merangkul sektor perbankan dalam mewujudkan sistem keuangan yang inklusif dan less cash society. Diharapkan agar frekuensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz bebas digunakan serta memperjuangkan dan melindungi warnet dan RT/RW-net dari sweeping karena izin ISP.

Terakhir, Pengurus Mastel yang baru juga diharapkan mendukung kebijakan penggelaran infrastruktur di perbatasan. Peran TNI dan operator untuk menggelar infrastruktur telekomunikasi perbatasan perlu didukung seperti pengalokasikan frekuensi LTE 700 MHz untuk pertahanan, daerah perbatasan dan pedalaman, serta memberdayakan telkom rakyat berbasis IP (OpenBTS, VoIP, ENUM). “Jika ini terlaksana tentu akan mempercepat implementasi Alusista berbasis TIK buatan RI,” tuturnya.

Onno optimistis bahwa dengan kesamaan visi prioritas baik BRTI, Mastel dan APJII dapat bersinergi dengan pemerintah. Disisi lain Indonesia juga perlu berjuang keras untuk bisa berdikari dalam dunia IT.

"Kita kekurangan engineer dan pabrik. perlu di perjuangkan perguruan tinggi teknik dan kemudahan dalam membangun pabrik lokal" pungkasnya.(rl/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Temukan Beras Kualitas Buruk, Bulog Siap Ganti


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler