Inilah Jawaban Marzuki Soal Pesan Singkat SBY

Rabu, 27 Maret 2013 – 16:26 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD), Marzuki Alie tak akan tinggal diam mengenai pesan singkat yang dilayangkan Ketua Dewan Pembina PD, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepadanya.

Sebelumnya seiring semakin dekatnya pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Bali, akhir Maret ini, beredar pesan singkat yang disebut-sebut dari SBY. Isi pesan singkat itu adalah mempersoalkan manuver Marzuki Alie yang dianggap mengincar kursi ketua umum untuk menggantikan Anas Urbaningrum.

Dalam pesan singkat yang juga beredar di kalangan wartawan itu, SBY seolah menempatkan Marzuki telah mengingkari kesepakatan tentang KLB PD. Manuver Marzuki yang dipersoalkan adalah pertemuannya dengan jajaran pengurus DPD dan DPC PD.

Bahkan dalam pesan singkat itu terungkap rasa kecewa SBY terhadap Marzuki. SMS dari SBY itu ditujukan langsung ke Marzuki selaku Wakil Ketua Dewan Pembina, dengan tembusan para anggota Majelis Tinggi PD, para menteri dari PD dan para Ketua DPD PD.


Berikut adalah bunyi pesan singkat Marzuki kepada SBY.

Yth Ketua Wanbin /
Bapak SBY yang sangat saya hormati,

1. Apakah komitmen saya selama ini tidak cukup membuktikan loyalitas saya dengan PD dan Bapak SBY.

2. Saya sangat sedih apabila saya diposisikan sebagai orang yang yang berseberangan dengan Bapak, padahal saya masuk ke partai ini dengan segala keikhlasan untuk mendukung bapak sejak 2003 sampai saat ini.

3. Memang beberapa waktu yang lalu, ada komunikasi saya dengan DPD dan DPC-DPC menanyakan sikap saya dalam KLB.


4. Komunikasi ini berjalan normal dan biasa karena kedekatan saya dengan kader, sejak lama, tapi hanya komunikasi dengan telepon.


5. Memang ada beberapa yang datang ke Jakarta, tentu saya harus terima dengan baik di rumah, karena sejak dulu hubungan saya memang demikian. Saya memahami sekali bahwa dalam politik harus dibangun komunikasi untuk membangun kesepahaman.

6. Setelah pertemuan dengan Bapak di istana, saya sangat memahami situasi tersebut, ditambah pertemuan antara DPD dan MT di Cikeas saat terakhir.


7. Saya melaporkan bahwa mereka yang datang ke Jakarta saat ini, seperti yang bapak maksudkan adalah dalam rangka transit menuju Bali, karena pesawat ke Bali tidak mudah, maka saya bantu mereka tempat penampungan, sekaligus menyiapkan SURAT DUKUNGAN MEREKA; MENDUKUNG BAPAK SBY SEBAGAI KETUM, SESUAI KESEPAKATAN CIKEAS, karena saya sangat tau, tidak semua DPD mampu mengendalikan DPC. Itu dilakukan oleh Pak Opat sendiri, dengan melaporkan perkembangan kepada Mas Ibas dan juga sudah memberikan info sebelumnya ke Ibu Ani.

8. Saat saya memutuskan berhenti sebagai Dir BUMN dan 100% mengabdi di PD, pada pertemuan di Hotel Sheraton Bandara April 2004, dengan hormat saya memohon kepada bapak, apabila ada issue tentang saya mohon bapak klarifikasi dulu, karena dunia politik penuh dengan fitnah. Selama ini saya selalu pada posisi difitnah, saya sangat paham, saya mengerti bahasa tubuh, tapi karena saya ikhlas dan berserah diri kepada Allah, saya diam saja. Saya yakin kebenaran pasti akan menjadi pemenang.

9. Begitu juga yang datang ke Bali lebih dulu dari waktu yang ditentukan OC dan tidak transit Jakarta, juga difasilitasi di hotel yang sederhana dekat acara Ina Beach Bali. Rencananya Pak Opat akan mengajak Mas Ibas menemui mereka setelah kumpul semua, agar tidak ada yang salah paham.


10. Semua itu dikerjakan Pak Opat sendiri, karena saya tetap bekerja dan 2 hari ini sudah di Bali, sidang parlemen asia pacific dengan CSO dan malam ini dinner dengan Bapak, rencana besok setelah pembukaan HLP, saya kembali ke Jakarta karena ada tugas penting. Jadi tidak ada kesempatan ketemu dengan DPC-DPC atau DPD
.

11. Mohon maaf bapak, sms bapak yang edarkan seolah saya penjahat / Penghianat PD, membuat saya merasa tidak berguna di PD, seolah saya yang merusak PD. Padahal sejak saya sebagai sekjen selalu menjaga marwah PD dengan bekerja lurus, dan tidak peduli siapapun, itu yang membuat masalah hubungan  saya dengan Ketum walaupun secara pribadi saya tetap baik dan menghormati beliau sebagai senior, dan saya bertanggung jawab karena saya sebagai campaign master beliau di Kongres I Bali.


12. Kongres di Bandung, bukan saya melanggar perintah Bapak, tapi saya tau bahwa kita akan menghadapi situasi seperti saat ini dan sekarang semua terbukti. Sama seperti Kongres I Bali, saya mengusung HU tidak direstui Ibu, tapi itu pilihan terbaik sebagai partai baru, tidak boleh orang lain yang bisa merusak hubungan dengan Bapak sebagai Pendiri PD, karena Politik sangat Jahat, itu yg saya maknai selama ini.


13. Apa yang saya lakukan adalah terbaik utk PD dan Bapak, tdk ada keinginan pribadi saya, karena saya sdh sangat bersyukur dengan diberikan amanah saat ini. Mohon maaf Bapak, situasi ini membuat saya sangat sedih, mungkin ada kata yang salah.

Wass MA.


(gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dugaan Korupsi Pertamina-BPH Migas Dilaporkan ke KPK

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler