jpnn.com, JAKARTA - Media asing terkemuka, Aljazeera, memberikan julukan kepada Gibran Rakabuming Raka setelah debat cawapres pada Jumat (22/12) lalu.
Aljazeera menyebut Gibran dengan julukan Nepo Baby, yang bentuk dari sindiran anak nepotisme.
BACA JUGA: Sebut Nilai 10 Hanya Milik Allah, Prabowo Berikan Skor 9,9 untuk Gibran
Indonesian leader’s son brushes off ‘nepo baby’ tag in feted debate showing. Itu judul artikel Aljazeera, Sabtu (23/12) atau sehari setelah debat cawapres Pilpres 2024.
Aljazeera juga menyebut Gibran terlihat bisa menepis tudingan kurang pengalaman.
BACA JUGA: Elektabilitas Prabowo - Gibran Turun, Ganjar - Mahfud 37%
Meskipun penampilan tersebut tetap tak menampik fakta bahwa pencalonan dirinya sebagai wakil presiden adalah karena adanya gerakan nepotisme.
Pemberitaan Aljazeera mencatat penampilan anak Presiden Jokowi itu mendapat komentar yang positif dari beberapa pengamat.
BACA JUGA: Gibran Sang Kuda Hitam Debat Cawapres
“Dia sangat siap untuk debat dan menunjukkan bahwa dia memiliki pemahaman yang sangat baik mengenai isu-isu ekonomi,” kata peneliti di S Rajaratnam School of International Studies di Singapura (RSIS) Alexander Arifianto, dalam tulisan di Aljazeera itu.
Aljazeera juga menyoroti pencalonan Gibran sejak Oktober, di mana banyak kontroversi yang akhirnya menimbulkan tuduhan politik dinasti yang dibangun Presiden Jokowi.
Gibran hanya memiliki pengalaman politik dua tahun menjabat sebagai wali kota Solo. Gibran dituduh mengikuti jejak ayahnya, Jokowi, yang pernah menjabat sebagai wali kota Solo.
Selain itu, pencalonan Gibran difasilitasi oleh keputusan kontroversial Mahkamah Konstitusi (MK) pada Oktober yang melonggarkan persyaratan usia minimum untuk calon presiden dan wakil presiden.
MK pada prinsipnya menjunjung batas usia minimal 40 tahun, tetapi para hakim membuat pengecualian yang memperbolehkan pejabat yang berusia minimal 35 tahun.
Hal itu seperti memberi karpet merah Gibran menjadi pasangan Ketua Umum Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Keputusan tersebut menimbulkan kontroversi karena Ketua Mahkamah Konstitusi saat itu, Anwar Usman, adalah saudara ipar Jokowi. (Jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Andi Widjajanto Beber Temuan TPN: Ganjar Panen Sentimen Positif, Gibran Negatif
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi