jpnn.com, JOMBANG - MRM, pelajar kelas VII SMPN 2 Ngoro di Jombang menjadi sasaran pengeroyokan kakak kelasnya.
Sambil menahan rasa nyeri di tangannya, MRM menceritakan pengeroyokan itu.
BACA JUGA: Dikeroyok Kakak Kelas, Tangan Pelajar SMP Patah
Peristiwa tersebut terjadi Jumat (6/10). Saat itu dia sekitar pukul 06.40 baru tiba di sekolah.
Setelah memarkir motornya, korban pun bergegas menuju ruang kelas. Karena merasa haus, dia bermaksud membeli minuman di kantin.
BACA JUGA: Presiden: Setop Bullying di Dalam dan Luar Sekolah!
Belum juga tiba di kantin, tiba-tiba korban dicegat tiga kakak kelasnya yang belakangan diketahui bernama FR,14, AG, 14, dan AY, 14.
Tanpa mengerti sebabnya, korban dihujani sejumlah pukulan yang mendarat di kepalanya.
BACA JUGA: Korban Belum Terima Surat Penghentian Kasus Yusuf Mansur
Mendapat serangan bertubi-tubi, korban hanya bisa pasrah.
Bukannya berhenti, tindakan ketiganya justru semakin menjadi-jadi.
Korban diseret ke sisi sebelah kantin, lalu dihujani pukulan dan tendangan dari kakak-kakak kelasnya.
Ironisnya, meski sejumlah siswa lainnya mengetahui pengeroyokan tersebut, tidak satu pun di antara mereka yang berusaha melerai.
"Banyak teman yang lihat, tapi tidak ada yang berani menolong. Mungkin karena ketakutan akan dihajar seperti saya," imbuhnya.
Tindakan para pelaku yang semakin brutal itu membuatnya berusaha kabur menghindari serangan yang lebih parah. Sayang, upaya tersebut justru berbuah fatal.
Para pelaku terus mengejar sambil tidak henti-hentinya menghujani korban dengan pukulan hingga tersungkur setelah salah seorang pelaku mendaratkan tendangan keras tepat mengenai pinggangnya.
"Saya berusaha lari, tapi terus dikejar, lalu saya ditendang dari belakang sampai terjungkal," terangnya.
Dalam posisi korban yang sudah tidak berdaya seperti itu, bukannya timbul rasa iba, para pelaku justru kembali menghampiri korban dan mengancam korban untuk merahasiakan kejadian tersebut.
"Saya diancam, kalau ditanya suruh bilang habis jatuh. Kalau tidak, saya bakal dihajar lagi yang lebih parah," ujarnya sambil matanya memerah teringat bagaimana dirinya ketakutan mendengar kata-kata ancaman tersebut.
Belakangan, korban sadar ternyata bukan hanya tiga kakak kelasnya yang menghajarnya. Tapi, tindakan beberapa pelaku lain tidak menutup kemungkinan ikut mengeroyok.
"Ada sekitar tujuh anak, tapi saya tidak kenal yang lainnya," sambungnya.
Puas menghajar korban, para pelaku meninggalkannya begitu saja dan menuju ruang kelas.
Sambil tertatih-tatih menahan rasa ngilu dan kesakitan, MRM melangkah menuju ruang kelasnya untuk mengikuti proses belajar-mengajar.
Tak lama dia sadar, luka ditangannya kian membengkak. "Tangan saya sakit kalau digerakkan, pinggang saya lecet, dan kepala saya lebam semua," tuturnya. (naz/nk/c25/end/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendi Ditemukan Tewas Mandi Darah
Redaktur & Reporter : Natalia