jpnn.com, JAKARTA - PT Prodia Widyahusada terus berusaha menyediakan pemeriksaan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat selama pandemi virus corona (covid-19).
Salah satunya ialah pemeriksaan anti-SARS-CoV-2 kuantitatif (Spike-Receptor Binding Domain/Spike-RBD) pada saat memasuki tahun vaksinasi covid-19.
BACA JUGA: Prodia Terus Kembangkan Layanan Pemeriksaan Genetik
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menjelaskan, pemeriksaan anti-SARS-CoV-2 kuantitatif bisa mengukur titer antibodi atau antibodi penetral dalam tubuh seseorang terhadap virus penyebab covid-19.
Menurut Dewi, pemeriksaan itu sejalan dengan komitmen pihaknya untuk terus berkontribusi terhadap penanganan covid-19 di Indonesia.
BACA JUGA: Prodia Menggandeng Good Doctor, Akses Kesehatan Makin Mudah
"Dengan adanya pemeriksaan ini, seseorang dapat mengetahui dan memeriksa titer antibodi terhadap virus penyebab covid-19," ujar Dewi, Rabu (24/2).
Titer antibodi yang diperiksa dalam pemeriksaan anti-SARS-CoV-2 kuantitatif ini adalah antibodi terhadap protein khusus dari virus penyebab covid-19, yaitu protein spike-RBD (spike-receptor binding domain).
Antibodi itu bisa terbentuk tidak hanya oleh vaksinasi, tetapi infeksi alami yang juga memicu tubuh membentuk antibodi.
Anti-SARS-CoV2 kualitatif atau serology test covid-19 mendeteksi antibodi terhadap protein Nucleocapsid (N).
Sementara itu, pemeriksaan anti-SARS-CoV-2 kuantitatif mendeteksi antibodi terhadap protein SpikeRBD.
Antibodi terhadap protein Spike-RBD itulah yang diketahui memiliki daya netralisasi terhadap virus SARS-CoV-2 penyebab covid-19.
Dengan terbentuknya antibodi terhadap protein Spike-RBD pada seseorang, antibodi penetral ini akan melakukan blocking terhadap masuknya virus apabila ada virus SARS-CoV-2.
Dengan demikian, virus tidak dapat menginfeksi sel dan memperbanyak diri.
Perkembangan antibodi yang dapat dideteksi umumnya terjadi pada hari ke-14.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan pada beberapa orang memerlukan waktu lebih lama hingga 28 hari. (jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ragil