Inilah Layanan Baru Prodia untuk Pemeriksaan saat Pandemi

Jumat, 26 Februari 2021 – 05:54 WIB
Petugas medis mengambil sampel darah pelanggan Prodia di Laboratorium Pusat Nasional Prodia, Jakarta. Foto: Prodia

jpnn.com, JAKARTA - PT Prodia Widyahusada terus berusaha menyediakan pemeriksaan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat selama pandemi virus corona (covid-19).

Salah satunya ialah pemeriksaan anti-SARS-CoV-2 kuantitatif (Spike-Receptor Binding Domain/Spike-RBD) pada saat memasuki tahun vaksinasi covid-19. 

BACA JUGA: Prodia Terus Kembangkan Layanan Pemeriksaan Genetik

Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menjelaskan, pemeriksaan anti-SARS-CoV-2 kuantitatif bisa mengukur titer antibodi atau antibodi penetral dalam tubuh seseorang terhadap virus penyebab covid-19.

Menurut Dewi, pemeriksaan itu sejalan dengan komitmen pihaknya untuk terus berkontribusi terhadap penanganan covid-19 di Indonesia.

BACA JUGA: Prodia Menggandeng Good Doctor, Akses Kesehatan Makin Mudah

"Dengan adanya pemeriksaan ini, seseorang dapat mengetahui dan memeriksa titer antibodi terhadap virus penyebab covid-19," ujar Dewi, Rabu (24/2).

Titer antibodi yang diperiksa dalam pemeriksaan anti-SARS-CoV-2 kuantitatif ini adalah antibodi terhadap protein khusus dari virus penyebab covid-19, yaitu protein spike-RBD (spike-receptor binding domain). 

Antibodi itu bisa terbentuk tidak hanya oleh vaksinasi, tetapi infeksi alami yang juga memicu tubuh membentuk antibodi. 

Anti-SARS-CoV2 kualitatif atau serology test covid-19 mendeteksi antibodi terhadap protein Nucleocapsid (N).

Sementara itu, pemeriksaan anti-SARS-CoV-2 kuantitatif mendeteksi antibodi terhadap protein SpikeRBD. 

Antibodi terhadap protein Spike-RBD itulah yang diketahui memiliki daya netralisasi terhadap virus SARS-CoV-2 penyebab covid-19.

Dengan terbentuknya antibodi terhadap protein Spike-RBD pada seseorang, antibodi penetral ini akan melakukan blocking terhadap masuknya virus apabila ada virus SARS-CoV-2.

Dengan demikian, virus tidak dapat menginfeksi sel dan memperbanyak diri. 

Perkembangan antibodi yang dapat dideteksi umumnya terjadi pada hari ke-14.

Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan pada beberapa orang memerlukan waktu lebih lama hingga 28 hari. (jos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler