jpnn.com, JEMBER - Produk cerutu tidak melulu berasal dari impor luar negeri. Indonesia pun punya produk cerutu kebanggaan yang dihasilkan dari Industri Bobbin di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Pabrik cerutu yang telah didirikan sejak 1992 ini sudah mendunia. Produknya sudah diekspor ke berbagai belahan dunia seperti Jerman, Swiss, Rusia, Tiongkok. AS, Italia, Brasil dan sejumlah negara lainnya.
BACA JUGA: Bea Cukai Jatim Perkuat Pengawasan dan Layanan di Jember
Bahkan disebut-sebut Jember menghasilkan cerutu terbaik kedua di dunia setelah Kuba. JPNN pun berkesempatan berkunjung ke pabrik cerutu Bobbin bersama rombongan Ditjen Bea Cukai.
Di bangunan tua milik Bobbin yang masih berdiri kokoh ini dilakukan proses cutting tembakau, linting dan cigarilos tembakau.
BACA JUGA: Dirjen Bea Cukai Geleng-Geleng Lihat Barang Selundupan Ini
GM Industri Bobbin Laurensius Tumanggor. Foto: Natalia Laurens/JPNN
BACA JUGA: Bea Cukai Malang Sita Setengah Juta Batang Rokok Ilegal
Didampingi GM Industri Bobbin Laurensius Tumanggor, rombongan Ditjen Bea Cukai yang dipimpin Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi serta Kasubdit Humas Bea Cukai, Deni Surjantoro mengelilingi langsung tempat produksi cerutu.
"Di sini setiap prosesnya dalam tiga tahapan dan tentunya dengan mengedepankan kualitas karena untuk ekspor ke luar negeri. Ekspor terbesar kami ke Jerman," kata Laurentius sambil menjelaskan proses-proses pembuatan cerutu.
Anak usaha milik PTPN X ini berproduksi rata-rata mencapai 600 juta potongan tembakau per tahun. Sedangkan untuk produksi jenis cigarillos sekitar 350 juta batang per tahun.
"Pendapatan kami mencapai 16 juta euro per tahun. Dalam seminggu kami hasilkan 4 kontainer," imbuhnya. Bau cerutu produksi Bobbin sangat khas dan harum. Cerutu berkualitas tersebut lah yang diekspor ke Eropa.
Jangan heran, jika masuk ke kawasan Bobbin ini. Anda bisa menyaksikan jumlah pekerja wanitanya mencapai sekitar 2.950 karyawati. Didominasi perempuan.
Lauren mengatakan wanita tidak buta warna sehingga banyak dipekerjakan di pabrik rokok atau cerutu.
"Warna tembakau yang dihasilkan kan pengaruh pada rasa cerutu, itu alasan 90 persen pekerjanya wanita. Ini kita lihat warna daun tembakaunya sama. Tapi sebenarnya tidak. Ada perbedaan warna di setiap helainya. Daya tahan wanita terhadap tingkat stres juga kuat dan lebih sabar bekerja," papar Laurens.
Benar saja, ketika melihat proses produksi terlihat para karyawati Bobbin begitu telaten dan teliti memilih dan melipat setiap helai tembakau.
"Mereka bekerja tiga shift bergantian selama satu hari," lanjutnya.
Industri cerutu Bobbin ini masuk kategori Kawasan Berikat Bea Cukai sejak 2002 lalu. "Melalui kategori kawasan berikat kami juga turut terbantu dalam berproduksi," ujar Laurensius.
Sementara itu, Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi mengatakan pemerintah melalui Bea Cukai membantu dunia usaha untuk berkembang melalui kawasan berikat.
Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi di Pabrik Cerutu Bobbin, Jember. Foto: Natalia Laurens/JPNN
Termasuk yang dilakukan terhadap pabrik cerutu Bobbin. Harapannya, produksi dan ekspor cerutu dari Bobbin terus berkembang dan juga akan membantu meningkatkan perekonomian daerah maupun untuk penerimaan negara.
"Bea Cukai memberikan multiplier effect bagi yang lainnya. Kami juga memberi kontribusi untuk mendukung peningkatan ekonomi negara," ujar Heru. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bupati Jember Minta Kiai Bantu Kerja Bea Cukai
Redaktur & Reporter : Natalia