Peta Credlin, sosok penting di balik layak dalam era Pemerintahan PM Tony Abbott, menyatakan tidak akan terjun ke dunia politik. Selama menjabat kepala staf pada kantor perdana menteri Australia, Credlin disebut-sebut sebagai "perempuan yang suka memerintah".

Peta Credlin sebagai tangan kanan Tony Abbott, banyak mendapat sorotan bahkan dari kalangan menteri-menteri dari Pemerintahan Koalisi di Australia.

BACA JUGA: SBY Terima Gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Western Australia

Bahkan, upaya menggusur Abbott pertama kalinya pada awal 2015 lalu, kabarnya disebabkan oleh kekecewaan sejumlah kalangan internal pemerintahan terhadap tindak-tanduk Peta Credlin.


Tony Abbott dan Peta Credlin.

BACA JUGA: Inilah Cara Anak Muda Australia Melawan Radikalisasi

 

Dalam forum Women of the Future Awards di Sydney, Selasa (22/9/2015), Credlin untuk pertama kalinya tampil di depan publik sejak Tony Abbott tergusur dari jabatannya oleh Malcolm Turnbull, 14 September 2015.

BACA JUGA: Tahanan di Rutan Anak Darwin Dipaksa Makan Kotoran Hewan Demi Hadiah Coklat

"Orang bilang anda beruntung bisa menjalani pekerjaan terbaik di negara ini. Namun saya katakan, saya mendapatkan pekerjaan ini tanpa keberuntungan. Saya bekerja keras selama 6 tahun sejak dari oposisi hingga ke pemerintahan," tutur Credlin.

"Bekerja sejak pukul 5 pagi, hingga larut malam, di bawah tekanan dan tiada hentinya," katanya.

"Anda tidak ditentukan oleh siapa-siapa. Apa yang anda miliki adalah hasil keringat anda sendiri dan tidak ada yang bisa mengambilnya dari saya," ujar Credlin.

Ia juga menyoroti pihak-pihak yang selama ini mengecamnya, baik di internal dan eksternal Partai Liberal.

"Saya tidak ingin terpengaruh oleh gosip dari sumber yang tidak punya nyali untuk menyebutkan namanya," kata Credlin.

"Kalau anda seorang menteri atau seorang jurnalis dan merasa terintimidasi oleh seorang kepala staf pada kantor pwerdana menteri, barangkali anda tidak layak menjalani pekerjaan anda itu," ucapnya. 

Credlin menambahkan, ia merasa dirinya sebagai perempuan berpengaruh terhadap persepsi publik mengenai jabatan yang ia emban.

"Kalau saya laki-laki, tentu saya tidak akan disebut suka memerintah, tapi akan dijuluki sebagai orang yang kuat," ucapnya.

"Kalau saya laki-laki, saya tidak akan disebut micromanager, melainkan seseorang yang suka detail," tambah Credlin dengan nada sinis.

"Padahal kalau saya tidak kuat, bertekad keras, dan mengendalikan dalam membawa mereka (Partai Liberal) dari oposisi ke pemerintahan, tentunya saya tidak cocok dengan jabatan itu," jelasnya.

Credlin, yang suaminya adalah Direktur Partai Liberal untuk kepengurusan federal, mengaku tidak akan ikut mencalonkan diri dalam pemilu mendatang, meskipun banyak pihak berspekulasi mengenai ambisi politiknya.

"Itu sudah disampaikan selama 16 tahun namun saya tidak akan terjun ke politik," katanya.

Credlin menambahkan, sebenarnya sangat ingin bekerja di balik layar saja, namun rupanya hal itu tidak berjalan mulus.

Menanggapi terpilihnya Malcolm Turnbull sebagai perdana menteri, Credlin berjanji tidak akan mengganggu pejabat baru itu.

"Saya bukan orang yang mundur dari jabatan sambil membuat masalah bagi pejabat baru," katanya.

"Kini saya bisa tidur nyenyak karena yakin telah melakukan hal terbaik selama ini," tambah Credlin lagi.

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejumlah Bank Besar di Australia Tolak Pialang Bitcoin

Berita Terkait