Inilah Strategi Menggaet Wisatawan Dari ASEAN

Senin, 13 Februari 2017 – 13:21 WIB
Ilustrasi pantai. Foto: JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus mengejar performanya di setiap lini. Termasuk target market dari negara-negara tetangga, seperti Thailand.

Sebab, sebanyak 43 persen wisatawan mancanegara yang masuk ke negara-negara ASEAN itu berasal dari negara-negara anggota sendiri.

BACA JUGA: Tak Kalah Dari Negara Lain, BPS Gunakan Big Data

Lalu, sebanyak 36 persen lainnya seperti Tiongkok, Jepang, Korea, Hong Kong, Taiwan, India, dan lainnya.

Itulah salah satu alasan mengapa kementerian di bawah komando Arief Yahya itu ikut berpartisipasi dalam pameran pariwisata Thai International Travel Fair (TITF) 2017 yang akan digelar 15–19 Februai 2017 di Queen Sirikit National Convention Center (QSNCC), Bangkok - Thailand.

BACA JUGA: Rhenald Kasali Sebut Terobosan BPS Brilian

Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana didampingi Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Asia Tenggara Kemenpar Rizki Handayani memaparkan,Thai International Travel Fair (TITF) 2017 diselenggarakan oleh Thai Travel Agents Association (TTAA).

Pameran ini adalah pameran pariwisata yang bersifat consumer show (B to C) dengan target untuk menggaet calon wisman dari Thailand.

BACA JUGA: Promosi Mulai Bergeser ke Selling to The Point

Sesuai dengan target fokus pengunjungnya, pameran ini menjadi referensi bagi warga Thailand dalam mencari alternatif tujuan wisata ke luar negeri.

”Ini momentum yang sangat penting untuk bisa meraih pasar Thailand, karena paritispasi di TITF 2017 merupakan pasar yang besar khususnya pada periode pertama yaitu 20 th TITF,” kata Rizki.

Rizki menambahkan, pada partisipasinya kali ini, Kemenpar menyewa lahan 90 meter persegi  yang terletak di Hall A dengan nomor booth M16-23, M28-29.

Booth itu yang memfasilitasi 20 industri pariwisata (TA/TO dan akomodasi/atraksi/DMO/minat khusus) dari destinasi yang dipilih berdasarkan akses direct flight, tujuan wisata minat khusus (wisata selam), dan tujuan wisata yang berhubungan dengan religi (agama Budha).

Yaitu Aceh, Sumatera Utara, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.

”Selama lima hari penyelenggaraan TITF 2017, akan banyak aktivitas yang aktraktif dan interaktif bagi para pengunjung booth Indonesia seperti minuman has dan refreshment corner, demo atau workshop corner, virtual reality (VR) corner, games dan gift redemption, dan peta Indonesia Interaktif,” beber wanita jebolan Institute Tekhnologi Bandung (ITB) itu.

Sekadar informasi, berdasarkan statistik UNWTO, wisatawan internasional di negara-negara ASEAN berasal dari sumber intra ASEAN dengan persentase rata-rata 50 persen.

Wanita yang biasa disapa Kiki itu menambahkan, pada 2017, Kemenpar menargetkan sebanyak 15 juta wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia.

Sebanyak 45 persennya merupakan turis yang berasal dari negara ASEAN.

”Untuk mencapai target tersebut, kami menerapkan strategi yang signifikan terkait dengan peraturan, anggaran pemasaran dan promosi serta pengembangan infrastruktur dan destinasi. Indonesia telah sangat proaktif dalam menarik wisatawan internasional untuk datang ke Indonesia dan menjelajahi tanah air kita tercinta,” ujarnya.

Sekadar informasi, Indonesia juga telah proaktif dalam menyederhanakan peraturan untuk memudahkan semua wisatawan yang ingin datang dan menjelajahi Indonesia.

Persyaratan bebas visa untuk masuk ke Indonesia telah diberlakukan bagi 169 negara per tanggal 2 Maret 2016.

Pemerintah juga telah mengeluarkan peraturan baru untuk menarik lebih banyak yacht masuk ke Indonesia dengan mencabut Clearance Approval for Indonesia Territory (CAIT).

Dengan demikian, diperkirakan bahwa kunjungan kapal pesiar ke Indonesia akan mencapai 5.000 kapal pesiar pada 2019 dengan pendapatan sebesar USD 500 juta.

Terobosan lain yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia yaitu mencabut peraturan cabotage untuk kapal pesiar di lima pelabuhan utama di Indonesia.

Yaitu, Belawan (Sumatera Utara), TanjungPriok (Jakarta), Tanjung Perak (Jawa Timur), Benoa (Bali), dan Soekarno Hatta (Makassar).

Oleh karena itu, penumpang kapal pesiar dapat dengan mudah memulai keberangkatan dan mengakhiri perjalanan di pelabuhan. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Biro Wisata Minta Penerbangan Filipina-Bali Ditambah


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler