jpnn.com, JAKARTA - Dua teroris jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso ditembak mati Satgas Madago Raya saat kontak senjata.
Keberhasilan petugas ini tak lepas dari informasi yang disampaikan warga.
BACA JUGA: Inilah Peran AS, Terduga Teroris yang Ditangkap Densus
"Peristiwa kontak tembak tersebut diawali dengan adanya informasi bahwa seorang warga telah kehilangan sejumlah barang miliknya berupa bahan makanan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Senin.
Dari informasi tersebut, kata Ramadhan, kemudian tim kecil Koopsgabssus Tricakti dipimpin Lettu Inf David Manurung dari satuan elite Kopassus melakukan penyisiran dan menemukan jejak bekas makanan para teroris MIT Poso yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
BACA JUGA: Keterlaluan, Warga Surabaya Jual Tabung Oksigen Sebegini Mahalnya
Operasi senyap berlangsung di Pegunungan Tokasa, Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Minggu (11/7).
"Pasukan tim mengikuti jejak kelompok DPO ini pada Minggu pukul 03.00 WITA, para DPO ditemukan dan terjadi kontak tembak serta dilakukan penyergapan yang mengakibatkan dua DPO meninggal dunia," kata Ramadhan.
Dua teroris yang tewas ditembak tersebut merupakan anggota teroris MIT Poso pimpinan Ali Kalora yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Kedua teroris yang tewas tertembak dalam penyergapan oleh tim kejar Tricakti 3 tersebut diduga berinisial A dan R.
Menurut Ramadhan, dua teroris yang meninggal dunia tersebut akan dievakuasi melalui udara menggunakan helikopter.
"Saat ini tim Kopassus bersama pasukan dari Polri masih terus melakukan pengejaran terhadap sisa DPO teroris MIT Poso yang lolos dari penyergapan," kata Ramadhan.
Satgas Madago Raya dalam penyergapan tersebut mendapati sembilan dari sebelas anggota MIT Poso berstatus DPO.
Dengan tewasnya dua anggota teroris tersebut, diduga masih ada tujuh orang DPO MIT Poso dalam pengejaran. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti