JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR, Trimedya Panjaitan memaparkan ada tiga permasalahan dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) yang dihadapi para napi pada umumnya. Tiga masalah ini yang belum dapat dituntaskan pemerintah hingga saat ini.
Pertama adalah mengenai kapasitas dan fasilitas Lapas. "Negara belum dapat menyiapkan penjara memadai di tiap daerah. Makanya kita dengar masih banyak yang mengeluhkan over capacity," kata Trimedya dalam acara diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7).
Problem kedua adalah masalah honor sipir dan anggaran Lapas. Honor yang kecil, tuturnya, juga memicu petugas Lapas melakukan penyimpangan dalam penjara. Salah satunya pungli. Dia mengatakan, periode lalu DPR sudah berusaha menyelesaikan utang lauk pauk beberapa Lapas.
"Dulu utang itu puluhan miliar. Lalu uang jaga malam juga ditingkatkan. Bisa dibayangkan uang jaga malam itu sangat minim. Makanya kita naikkan dua kali lipat," sambung Trimedya.
Persoalan yang ketiga adalah mental aparatnya yang menghalalkan segala cara mendapatkan uang. Ini juga menimbulkan perbedaan perlakuan dan rasa keadilan di antara sesama narapidana.
"Di penjara, kita tahu lah, ada slogan, 'Apapun bisa kalau ada uang.' Ini kan berbahaya. Kalau ada kemauan dari warga binaan dan mental aparat seperti itu, maka permasalahan tidak akan pernah selesai," lanjut Trimedya.
Ia menyatakan masalah-masalah ini timbul dan terlihat ketika masa kepemimpinan Amir Syamsuddin sebagai Menkumham. Jika tidak diselesai, kata dia, pemerintah jangan kaget akan ada peristiwa yang serupa dengan Lapas Tanjung Gusta. (flo/jpnn)
Pertama adalah mengenai kapasitas dan fasilitas Lapas. "Negara belum dapat menyiapkan penjara memadai di tiap daerah. Makanya kita dengar masih banyak yang mengeluhkan over capacity," kata Trimedya dalam acara diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7).
Problem kedua adalah masalah honor sipir dan anggaran Lapas. Honor yang kecil, tuturnya, juga memicu petugas Lapas melakukan penyimpangan dalam penjara. Salah satunya pungli. Dia mengatakan, periode lalu DPR sudah berusaha menyelesaikan utang lauk pauk beberapa Lapas.
"Dulu utang itu puluhan miliar. Lalu uang jaga malam juga ditingkatkan. Bisa dibayangkan uang jaga malam itu sangat minim. Makanya kita naikkan dua kali lipat," sambung Trimedya.
Persoalan yang ketiga adalah mental aparatnya yang menghalalkan segala cara mendapatkan uang. Ini juga menimbulkan perbedaan perlakuan dan rasa keadilan di antara sesama narapidana.
"Di penjara, kita tahu lah, ada slogan, 'Apapun bisa kalau ada uang.' Ini kan berbahaya. Kalau ada kemauan dari warga binaan dan mental aparat seperti itu, maka permasalahan tidak akan pernah selesai," lanjut Trimedya.
Ia menyatakan masalah-masalah ini timbul dan terlihat ketika masa kepemimpinan Amir Syamsuddin sebagai Menkumham. Jika tidak diselesai, kata dia, pemerintah jangan kaget akan ada peristiwa yang serupa dengan Lapas Tanjung Gusta. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan Dicurhati Warga Soal BLSM di Stasiun
Redaktur : Tim Redaksi