jpnn.com, JAKARTA - Perhimpunan SATUPENA memberikan Penghargaan SATUPENA kepada delapan tokoh dan institusi atas jasa-jasa mereka ikut memajukan dunia kepenulisan di Indonesia. Mereka adalah penulis Toeti Heraty, Triawan Munaf (Kepala Badan Ekonomi Kreatif), Syarif Bando (Kepala Perpustakaan Nasional), Suharti Sutar (Kepala PKLN mewakili Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), Janet de Neefe (Ubud Writers and Readers Festival), John McGlynn (Yayasan Lontar), Kartini Noerdin (Yayasan Obor), Rosidayati Rozalina (Ikapi dan Harian Kompas).
Piagam penghargaan diserahkan di panggung utama Indonesia International Book Fair IIBF di Balai Sidang Senayan JICC, Jakarta oleh Ketua Umum SATUPENA, Nasir Tamara pada Minggu (16/9) malam.
BACA JUGA: Membaca Karl May Si Penulis Ulung
Acara tersebut didahului dengan diskusi publik bertema “Penulis Membangun Peradaban: Dari Soekarno-Hatta ke Dee Lestari dan Eka Kurniawan”. Turut hadir dalam tersebut antara lain Jusman Syafii Djamal (penulis produktif yang juga mantan Menteri Perhubungan), Nasir Tamara, Janet de Neefe (pendiri Ubud Writers and Readers Festival UWRF yang tahun ini berusia 15 tahun), Kanti W. Janis (penulis empat novel, Sekretaris Umum SATUPENA) dan Irwan Bajang (penulis dan pendiri Indie Book Corner di Yogyakarta) dan dipandu oleh penulis Kristin Samah.
Profesor Toeti Heraty menerima Life Time Achievement Award 2018 sebagai penulis yang telah melahirkan karya-karya fiksi dan non-fiksi yang mempunyai dampak besar dalam pemikiran filsafah dan perjuangan perempuan di Indonesia.
BACA JUGA: Taslim Ajak Para Tokoh Mencermati Fenomena Brain Drain
Bekraf diberikan penghargaan karena telah mendukung berdirinya asosiasi penulis Indonesia lintas genre pertama yang memperjuangkan kebhinekaan serta mendampingi para penulis dalam melawan pembajakan dan menjembatani usaha adanya pajak yang adil untuk para penulis.
Penghargaan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diberikan karena membuat berbagai kebijakan dan kegiatan berskala nasional dan internasional yang membantu berkembangnya dunia kepenulisan di Indonesia.
BACA JUGA: ACTA Nilai Telah Terjadi Kriminalisasi Tokoh Penentang Ahok
John Mc Glynn karena secara konsisten selama setengah abad ia bersama Yayasan Lontar telah menerjemahkan banyak sekali karya-karya fiksi dari para pengarang Indonesia ke dalam Bahasa Inggeris.
“Berkat mutu penerjemahan yang sangat baik maka karya-karya sastera Indonesia dikenal di luar negeri. John McGlynn telah menjadi jembatan antara profesi penulis dan penerjemah. Ia telah mengajarkan kepada para penerjemah bahwa tidak mungkin menjadi penerjemah yang baik bila tidak menjadi penulis yang baik terlebih dahulu,” kata Nasir Tamara.
Untuk Harian Kompas karena lebih dari setengah abad memberi tempat yang terhormat bagi para penulis fiksi dan non-fiksi untuk diterbitkan di surat kabar ini. Karya-karya yang diterbitkan juga dihiasi dengan karya-karya seni rupa yang indah.
Ubud Writers and Readers Festival mendapat penghargaan karena telah mengundang lebih dari 500 penulis muda dari seluruh Indonesia dan menerbitkan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggeris sebagian dari karya-karya mereka. UWRF adalah satu-satunya festival bertaraf internasional yang berfokus kepada para penulis.
Penghargaan bagi Yayasan Obor karena banyak menerbitkan karya-karya penulis Indonesia yang penting dan juga telah secara konsisten menerjemahkan karya-karya penulis asing yang bermutu ke dalam Bahasa Indonesia.
Bagi Perpustakaan Nasional yang telah berhasil menjadikan perpustakaan menambah buku-buku koleksi, menyediakan tempat yang nyaman dan menjadi sumber utama dan kredibel informasi dan imaginasi bagi para penulis berkembang secara dinamis dan modern di seluruh nasional.
Ikapi diberikan penghargaan karena telah membantu para penulis Indonesia menerbitkan serta mempromosikan karya-karya mereka baik di dalam maupun di luar negeri melalui berbagai kegiatan pameran buku bertaraf internasional.
Persatuan Penulis Indonesia SATUPENA adalah organisasi sebagai wadah yang menyatukan penulis dari semua genre kepenulisan di seluruh Indonesia. Tujuan utama SATUPENA adalah untuk meningkatkan kesejahteraan penulis, peningkatan kapasitas, penguatan profesi dan melindungi hak atas karya serta kebebasan menulis.
Ekosistem Dunia Tulis
Tujuan lain SATUPENA adalah menciptakan ekosistem dunia menulis dan memberi kesempatan kepada semua pihak untuk terlibat menjembatani berbagai keperluan bagi para penulis maupun untuk menciptakan kebanggaan negeri.
SATUPENA bersepakat bahwa kemajemukan, keragaman, kebinekaan Nusantara harus tetap lestari dan perlu dipublikasikan melalui aktivitas menulis.
Untuk itu, SATUPENA menjalankan maklumat bahwa menulis bukan sekedar tindakan individu, tetapi juga menjadikan peradaban dunia jauh lebih baik.
Karya terakhir salah seorang pendiri SATUPENA Dee Lestari berjudul ‘Aroma Karsa’ dinobatkan sebagai ‘Book of the Year 2018’. Penulis Eka Kurniawan adalah salah seorang anggota terbaru dari Satupena yang mempunyai cabang di kota-kota utama di mana terdapat aktifitas dan komunitas penulis yang aktif dan dinamis seperti Yogyakarta, Surakarta, Bali, Makasar, Lampung, Bandung, Pakanbaru, Surabaya. SATUPENA juga mempunyai koresponden di Negeri Belanda, Inggeris dan Jerman.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Peran Tokoh Penerima Bhinneka Tunggal Ika Award
Redaktur & Reporter : Friederich