jpnn.com - JAKARTA - Data dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyebut, hingga Kamis (23/6) Pukul 13.00 WIB, jumlah korban tewas akibat bencana longsor dan banjir di Jawa Tengah mencapai 56 orang, 9 orang hilang, 22 orang luka-luka dan 395 orang mengungsi akibat.
Dari jumlah tersebut, korban paling banyak kata Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho, berasal dari Kabupaten Purworejo. 42 orang, 6 orang hilang dan 19 orang luka-luka.
BACA JUGA: THR dan Gaji Ke-13 Wajib Cair Bulan Ini!!!!
"6 orang yang belum ditemukan berada di Desa Karangrejo/Caok 3 orang dan Desa Donorati 3 orang. Pengungsi 353 orang yaitu 143 orang di Desa Wironatan dan 210 orang di Desa Jelok," ujar Sutopo.
Selain itu data juga memperlihatkan 143 rumah rusak. Meliputi 63 rumah rusak berat, 38 rumah rusak sedang dan 42 rumah rusak ringan. Kerusakan rumah dan infrastruktur akibat banjir dan longsor di Kabupaten Purworejo diperkirakan Rp 15,73 miliar.
BACA JUGA: Suap Dewan, Pengembang Ingin Kontribusi 15 Persen Lenyap
Sementara itu, di Banjarnegara terdapat 6 orang tewas tertimpa longsor dan semua korban telah ditemukan. Sedangkan di Kebumen terdapat 5 orang tewas akibat banjir dan longsor, dan 3 orang hilang tertimbun longsor. Sedangkan di Rembang, Sukoharjo dan Banyumas masing-masing satu orang tewas akibat banjir.
"Pencarian 9 korban longsor di Purworejo dan Kebumen masih terus dilakukan. Peralatan berat dikerahkan mencari korban. Sekitar 300 personil tim SAR gabungan di masing-masing lokasi dikerahkan mencari korban hilang," ujarnya.
BACA JUGA: Ungkap Kecurangan Honorer K2 Gandeng ICW
Menurut Sutopo, dalam upaya pencarian korban, Polri mengerahkan anjing pelacak. Namun banyaknya masyarakat yang menonton lokasi longsor menyebabkan kesulitan di lapangan.
"Masyarakat yang rumahnya tertimbun longsor dan rusak berat direncanakan akan direlokasi di tempat yang lebih aman. Relokasi ini akan dilakukan dialog lebih lanjut dengan masyarakat agar dapat menempati rumah yang lebih aman," ujar Sutopo.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Peran Penting Pesantren untuk Tangkal Paham Radikalisme
Redaktur : Tim Redaksi