jpnn.com - DENPASAR - Seorang pemudik yang meninggal di dalam bus yang ditumpanginya. Pemudik yang tewas tersebut diketahui bernama Suprapti, 55, yang beralamat di Desa Jaya Kencana, Toili, Bangai, Sulawesi Tengah.
Informasi yang dihimpun Radar Bali (JPNN Group), sebelum berangkat dari Toili dengan kapal laut menuju pelabuhan Benoa, Bali oleh salah satu anaknya Suprati sempat diajak memeriksakan kesehatan. Setelah dinyatakan sehat Suprapti bersama Supar, 76, berangkat mudik.
BACA JUGA: Ini Penampakan Terminal Baru Bandara Depati Amir
Lalu tibalah dia di Pelabuhan Benoa. Suprapti lantas mengunjungi adiknya Misiah yang punya usaha garmen di Kerobokan, Badung.
Kemudian sekitar pukul 12.30 pasutri tersebut bersama dua orang karyawan garmen adiknya berangkat ke Pesanggaran, Banyuwangi untuk berkunjung ke keluarga Suprapti.
BACA JUGA: 7 Fakta Memilukan di Balik Jenazah Anak yang Dibawa Naik Motor
Mereka lalu naik bus AKAP Dahlia AG 7560 UR yang dikemudikan Sugeng, 47, asal Pertelon, Silo, Jember, Jawa Timur.
Selama perjalanan Suprapti sempat batuk-batuk. Lalu saat tiba di dekat Pura Dalem, Gilimanuk, Suprapti tiba-tiba kejang.
BACA JUGA: Jenazah Bayi yang Dibawa Naik Motor Menunggu Hari Baik
Lalu oleh Desi Kristiani,19, salah satu karyawan garmen yang diajak Suprapti disuapi nasi. “ Lalu ibu (Suprapti, red) mau turun dari bus tetapi tidak jadi.
Kemudian pindah duduk ke bangku cadangan dan tiba-tiba jatuh,” ujar Desi di Puskemas Gilimanuk.
Melihat Suprapti terjatuh, Desi lalu memberitahu Supar dan kemudian meminta tolong kepada anggota polisi yang bertugas di pos Pura Dalem.
Suprapti lalu dilarikan ke Puskesmas Gilimanuk. Oleh petugas medis Suprapti diberikan tindakan medis resusitasi jantung paru, namun tidak berhasil dan dinyatakan sudah meninggal dunia.
“Penyebab kematianya kita tidak tahu. Kalau pastinya harus diotopsi,” ujar Dokter Luh Suhartini, dokter jaga di Puskesmas Gilimanuk.
Menurut keterangan Supar, istrinya sebelum berangkat kondisinya masih sehat dan tidak pernah mengeluh sakit.
“Kami mau mengunjungi keluarga di Jawa malah jadi begini. Saya masih menunggu keluarga di Jawa karena lebih baik jenazah istri saya dibawa ke Jawa,” ujar Supar. (nom/mus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Jumlah Utang Petani yang Bawa Jenazah Anak Naik Motor
Redaktur : Tim Redaksi