jpnn.com - KARANGASEM - Jenazah anak ketiga Wayan Sujana, 45, dan Wayan Sari, 40 yang dibawa pulang dengan menggunakan motor dari RSUP Sanglah Denpasar ke Karangasem akan dimakamkan Selasa (5/7).
Dengan begitu, bayi itu tak langsung dikuburkan. Sebab, dia meninggal usai menjalani operasi pembuatan anus, Sabtu (2/7). Pihak keluarga punya alasan tersendiri mengapa sang anak baru dikuburkan Selasa.
BACA JUGA: Ini Jumlah Utang Petani yang Bawa Jenazah Anak Naik Motor
“Akan dimakamkan Selasa (5/7), karena menunggu hari baik,” kata Wayan Sujana saat ditemui Jawa Pos Radar Bali (JPNN Group) di rumahnya, Banjar Yeh Kori, Ben Babandem, Karengasem.
Pantauan dari rumah duka, Minggu (3/7) para kerabat dan tetangga tampak sibuk mempersiapkan semua sarana dan prasarana pemakaman bayi itu. Sujono pun mengaku sudah ikhlas dengan musibah yang menimpanya.
BACA JUGA: Kisah Suami yang Suka Cuci Celana Dalam Keponakan, Istri Protes
Meski sudah kehilangan anak ketiganya, pasutri Sujana dan Sari masih dihantui dengan utang yang harus mereka bayarkan ke RSUP Sanglah. Ya, itu adalah operasi pembuatan lubang anus sang anak yang harus dibayar.
Terhitung sejak lahir, bayi itu sudah dirawat selama 45 hari. Meskipun sudah ditanggung Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), Sujana masih harus membayar Rp 10.934.000.
BACA JUGA: Ibu yang Bawa Jenazah Bayinya dengan Motor Sempat Mimpi Aneh
Nah, sampai saat ini, pria yang sehari-hari menjadi petani bambu itu baru bisa membayar sekitar Rp 3 juta. “Uang itu saya pinjam dari tetangga-tetangga,” keluh Sari.
Kini sisa utangnya masih Rp 7.934.000. Nah, sebagai jaminannya, pihak rumah sakit terpaksa menahan KTP sang Sujana. (agr/yor)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sakit, Tak Dirawat Keluarga, Innalillahi...
Redaktur : Tim Redaksi