jpnn.com - JAKARTA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan bahwa padi organik bisa menjadi salah satu alternatif memenuhi ketersediaan pangan di tengah krisis pangan dunia akibat dampak perubahan iklim.
“Dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan. Penting untuk terus berkomitmen menjaga pasokan komoditas strategis agar tidak terjadi pergolakan harga dan stok di pasaran,” ujar Mentan Amran.
BACA JUGA: Penyuluh Pertanian Siap Dampingi Petani saat Panen Raya 2024
Dia mengatakan berbagai upaya harus dilakukan untuk menanggulangi krisis pangan, salah satunya menjadikan komoditas padi organik sebagai alternatif lain.
Petani pun mengakui mendapatkan keuntungan lebih saat menanam padi organik, karena selain hemat biaya produksi juga diminati pasar nasional bahkan internasional.
BACA JUGA: Musim Kemarau, Danone-AQUA Kucurkan Air Bersih untuk Warga Kekeringan di Jawa Barat
Sementara itu, pada arahan Ngobrol Asyik (Ngobras) volume 8 yang diadakan beberapa waktu lalu secara virtual di AOR BPPSDMP, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan dampak perubahan iklim bisa berupa kekeringan dan banjir.
“Dampak lain dari perubahan iklim serangan hama penyakit, dengan tingginya permukaan air laut emisi rumah kaca menyebabkan suhu meningkat dan seluruh ekosistem terngangu," kata Dedi.
BACA JUGA: Penyuluh & Petani Buktikan Pertanian Ramah Lingkungan Tingkatkan Produktivitas
Dia mengatakan, Indonesia harus beradaptasi dan melakukan tindakan mitigasi. Bagaimana menghasilkan padi dengan perubahan iklim melalui tanah yang diperbaiki dan disehatkan dengan mengomsusmi pupuk organik, hayati dan pestisida nabati, maksimalkan organik disekitar danngunakann pupuk seperlunya saja.
Narasumber Ngobras, analis Standardisasi Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi Lalu Muhamad Zarwazi mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara konsumen beras terbesar ke-4 di dunia.
“Adapun tantangan peningkatan produksi padi, yaitu perubahan iklim global, pemilihan teknik budi daya yang kurang tepat, penurunan kualitas tanah," ujar Zarwazi.
Dia menjelaskan bahwa strategi peningkatan produksi, yaitu Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), Peningkatan IP Padi 200, 300, dan 400, Optimalisasi Populasi Tanaman Jajar Legowo, Teknologi Jajar Legowo Super, Teknologi Ratun Salibu, Tumpang Sari Padi-Tanaman Hutan/Perkebunan.
“Adapun faktor kunci keberhasilan produksi padi, yaitu varietas baru/unggul, pengairan, pupuk, PHT, dan budi daya lainnya," katanya. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan