Insinyur Mendukung Pemulihan Sektor Pariwisata di Indonesia

Sabtu, 06 November 2021 – 06:59 WIB
Para pembicara webinar bertajuk “Kebangkitan Sektor Pariwisata Era Baru di Indonesia,” yang diselenggarakan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) pada Jumat (5/11/2021). Foto: Dok. PII

jpnn.com, JAKARTA - Sektor pariwisata adalah salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi Covid-19. Kebijakan pembatasan perjalanan dan karantina, membuat banyak orang membatalkan perjalanan wisata mereka.

Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengatakan insinyur ikut berperan dalam memulihkan industri pariwisata dan ekonomi kreatif di dalam negeri.

BACA JUGA: Desiderius Viby: PII Harus Mencetak Sumber Daya Insinyur yang Kompeten

Dalam webinar bertajuk "Kebangkitan Sektor Pariwisata Era Baru Di Indonesia," Jumat (5/11/2021), Heru Dewanto mengatakan PII telah melakukan pengkajian terhadap permasalahan-permasalahan di Indonesia yang diakibatkan oleh pandemi, termasuk permasalahan yang menimpa industri pariwisata dan ekonomi kreatif dan merumuskan langkah-langkah untuk memulihkan sektor tersebut.

“PII di tengah pandemi, telah melakukan suatu refleksi, suatu imajinasi, desain ulang Indonesia ke depan. Salah satunya adalah sektor pariwisata. Untuk sektor pariwisata ada beberapa rekomendasi kita luncurkan, salah satunya adalah kita perlu menyusun satu standar protokol untuk mengaktifkan kembali daerah-daerah wisata tertentu," ujar Heru Dewanto.

BACA JUGA: Ketum PII: Indonesia Butuh Lebih Banyak Insinyur

Selain itu, diperlukan pilot project yang diterapkan di suatu daerah, yang kemudian direplikasi ke daerah-daerah lain.

Dia berharap dari strategi tersebut, akan muncul sepuluh Bali baru di Indonesia, yang pada akhirnya bisa memulihkan industri pariwisata dan ekonomi kreatif dalam negeri.

BACA JUGA: Fit and Proper Test Calon Panglima TNI Hari Sabtu? Begini Penjelasan Komisi 1

Menurut Heru, Indonesia sejak tahun 2014 telah melakukan pembangunan infrastruktur yang luar biasa. Infrastruktur yang yang dibangun antara lain oleh insinyur itu, bisa dimanfaatkan untuk memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Para insinyur bisa bergerak dengan membangun infrastruktur-infrastruktur lanjutan, yang akan mendukung industri pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Apakah masih diperlukan infrastruktur pengumpan, sehingga tulang punggung infrastruktur yang sudah dibangun, bisa langsung dimanfaatkan dengan sektor-sektor pariwisata. Apakah diperlukan mikro infrastruktur untuk destinasi wisata, sehingga standarnya sama dengan standar dunia, seperti toilet, tempat cuci tangan, WIFI," terangnya.

Mengacu dari laporan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), secara global industri pariwisata sangat terpuruk akibat pandemi. Sejak tahun 2019, industri pariwisata turun sebanyak hingga 74 persen.

Heru Dewanto menyebut ada satu miliar kedatangan internasional yang hilang akibat pandemi, yang nilainya setara dengan 1,3 triliun dollar Amerika Serikat (AS).

Di Indonesia sendiri, menurut laporan Bank Dunia, ada jurang talenta di tujuh sektor yang dianggap menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu satu sektor tersebut adalah sektor pariwisata. Diperkirakan, Indonesia kehilangan sekitar 40 juta wisatawan lokal akibat pandemi.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandi Salahudin Uno yang juga berpartisipasi dalam webinar tersebut, mengatakan bahwa kunci dari pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif adalah inovasi, adaptasi dan kolaborasi.

PII, menurut Sandi, menunjukkan tiga hal tersebut dalam kontribusinya pada upaya pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Sandiaga Uno menyinggung bahwa beberapa bulan terakhir, pemerintah sudah bisa dianggap sukses mengendalikan pandemi.

Saat ini, pemerintah masih terus mengakselerasi program vaksinasi nasional. Diharapkan dua hal itu bisa mendongkrak kepercayaan dunia luar terhadap Indonesia.

"Terlebih lagi dengan dengan sudah dimulainya border atau perbatasan kita sebagai pintu masuk wisatawan mancanegara, yang diharapkan bisa mendorong pemulihan pariwisata," ujar Sandi.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler