jpnn.com - JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) menyayangkan adanya aksi intimidasi oknum aparat kepolisian dan TNI terhadap wartawan dalam peliputan final Piala Presiden 2015 antara Persib Bandung versus Sriwijaya FC, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (19/10).
Memang, kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane, dalam mengamankan perhelatan seperti ini polisi memang harus bertindak tegas. Apalagi sehari sebelumnya sudah ada aksi teror yang dilakukan sekelompok orang yang melempari kendaraan berplat D (Bandung).
BACA JUGA: Ini Upaya Kapolri Mendamaikan Bobotoh dan Jakmania
"Namun, sikap tegas polisi bukan berarti harus memusuhi wartawan," kata Neta, Senin (19/10).
Menurut dia, bagaimana pun wartawan dalam bertugas sama seperti polisi, yakni dilindungi Undang-undang.
BACA JUGA: Panglima TNI Tolak Ajakan Menhan Tiongkok Gelar Latihan Bersama di LCS
Untuk itu Neta mendorong Dewan Pers harus mengajukan protes ke Polda Metro Jaya. Dia mengatakan, Kepala Polda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian harus meminta maaf kepada pers atas ulah anak buahnya itu.
"Agar di masa mendatang hal serupa tidak terulang lagi," tuntas Neta.
BACA JUGA: Rieke: Biar Tak Masuk Angin, Pansus Pelindo II Harus Terbuka
Seperti diberitakan, oknum aparat keamanan diduga melarang para jurnalis untuk mengambil gambar dan video saat sejumlah oknum Polri dan TNI mengusir dan memukuli para suporter yang diduga anggota The Jakmania di sekitar stadion.
Tak ingin peristiwa itu diabadikan, aparat keamanan diduga merampas alat kerja jurnalis dan menghapus secara paksa foto dan video pengusiran dan pemukulan suporter yang telah diperoleh oleh jurnalis.
Mereka juga diduga menghalangi-halangi wartawan untuk melakukan kegiatan jurnalistik. Mereka merampas telepon genggam milik jurnalis yang dipakai untuk memotret peristiwa tersebut. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Mau Disusupi Sponsor, Ini Permintaan Ibu Ketua Pansus Pelindo II
Redaktur : Tim Redaksi