BACA JUGA: Nenek 60 Tahun Lahirkan Kembar
Namun, sampai kemarin (6/2), Partai Likud yang diketuai mantan perdana menteri (PM) Israel itu masih tetap unggul.Jajak pendapat terbaru Dahaf Institute memperkirakan Likud unggul dua kursi dari Partai Kadima yang dipimpin Livni
BACA JUGA: Obama Pertahankan Pejabat Gitmo Pilihan Bush
Sedangkan kubu Livni diramalkan memperoleh 23 kursiBelakangan, situasi politik Israel memberikan angin segar bagi kubu Netanyahu
BACA JUGA: Penari Eksotis Dibakar di Luar Kelab
Politikus yang tidak pernah menyepakati penarikan pasukan dari Jalur Gaza itu seolah memperoleh pembenaran setelah gencatan senjata Israel-Palestina kembali gagal menghentikan bentrokMilitan-militan Gaza pun tidak berhenti menembakkan roketnya ke Israel meski Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sudah ditarik mundur."Gaza masih tetap menjadi agenda utama karena mereka (militan) masih terus menghujani kita dengan roket," tandas Efraim Inbar, analis politik sekaligus direktur BESA Centre for Strategic Studies, di Bar-Ilan UniversityKepada Agence France-Presse, dia menyatakan bahwa kondisi tersebut bakal memuluskan perjuangan Netanyahu menuju kursi PMApalagi, sebagian besar warga Israel sependapat dengan dia dan menyayangkan penarikan mundur IDF yang berbuntut hujan roket.
Poin itu semakin dipertegas Netanyahu dalam kampanye audio visualnya yang ditayangkan di stasiun-stasiun TV nasionalVideo kampanye itu dicuplik dari rekaman pidatonya tentang penarikan pasukan dari Gaza pada 2005Dengan berapi-api, dia menegaskan bahwa penarikan mundur tersebut akan berbuah hujan roket tanpa henti di kota-kota Israel seperti Ashdod dan AshkelonItulah yang kini dialami Israel.
"Saya rasa, Netanyahu punya kans lebih besar untuk menjadi PM berikutnyaSebab, argumennya bahwa kita tidak pernah bisa bernegosiasi dengan Hamas lebih diterima masyarakat luas," papar Meir Litvak, dosen sejarah Tel Aviv University, kemarin(hep/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelintir Ucapan Thaksin, Wakil PM Diserang
Redaktur : Tim Redaksi