jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Hubungan Internasional Dinna Prapto Raharja menyebut konflik Rusia-Ukraina menimbulkan peningkatan dan penajaman ketegangan di seluruh dunia.
Terlebih, ujar Dinna, saat invasi Rusia ke Ukraina pecah.
BACA JUGA: Presiden Ukraina: Boikot Impor Rusia, Biarkan Perang yang Menyuapi Mereka
"Jadi, justru bukan deeskalasi ketegangan atau pengurangan ketegangan," kata Dinna kepada JPNN.com, Senin (7/3).
Dosen di Bina Nusantara (Binus) University itu menjelaskan negara-negara yang punya persenjataan kuat kini telah memperkuat persiapan senjata, dana pertahanan, dan personelnya.
BACA JUGA: 12 Hari Diinvasi Rusia, Warga Ukraina Terus Berjuang, Luar Biasa
Dinna menyebut bukan hanya Amerika Serikat (AS), Rusia, dan negara-negara NATO yang sedang bersiaga, tetapi juga Australia, India, dan China.
"Australia, India, dan China pun sudah mulai bicara soal suplai persenjataan dan kesiapsiagaan masing-masing pihak," ungkap Dinna.
Bahkan, lanjut dia, Australia telah mengumumkan rencananya untuk membuat masis militer baru di dekat ibu kotanya, Canberra.
Co-Founder Synergy Policies itu menyebut ketegangan yang makin meningkat, narasi yang saling menjatuhkan, hingga beredarnya berita hoaks akan menyebabkan masalah besar.
"Yang merasa terdesak, tidak mustahil akan mendahului melakukan perlawanan bersenjata," tandas Dinna. (mcr9/jpnn)
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Dea Hardianingsih