Investasi Berpotensi Melambat Lagi

Rabu, 10 Agustus 2016 – 01:04 WIB
Thomas Lembong. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan, pertumbuhan investasi pada triwulan ketiga juga diproyeksi masih lesu.

Namun, penyebabnya bukan ketidakpastian usaha. Melainkan, fokus dunia usaha saat ini berada pada program pengampunan pajak.

BACA JUGA: Bos Lion Air Pastikan Tiket Murah Tetap Mengutamakan Pelayanan

”Banyak pengusaha fokus tax amnesty dulu karena satu-satunya kesempatan, yakni seumur hidup, buat mereka berpartisipasi. Jadi, pasti ada investasi yang tertunda,” terangnya.

Para pengusaha mau tidak mau harus memanfaatkan amnesti pajak sebelum klausul pertukaran informasi keuangan berlaku secara global pada 2018. Terkait dengan kondisi investasi yang lesu pada kuartal kedua, menurut Thomas, hal tersebut disebabkan ketidakpastian ekonomi global maupun domestik.

BACA JUGA: Lion Air Group Resmikan Gedung Lion Parcel

Selain itu, pada kuartal sebelumnya, para pelaku usaha masih berharap-harap cemas dengan aturan amnesti pajak yang belum disahkan. Isu perombakan kabinet juga menjadi salah satu penyebab para pengusaha memilih untuk menunda investasi.

”Kuartal kedua agak istimewa karena ada ketidakpastian orang menunggu reshuffle kabinet, tax amnesty jadi tidak, kaget dengan Brexit, dan peristiwa lain. Jadi, banyak pengusaha wait and see. Menunda investasi, bukan batal ya,” paparnya.

BACA JUGA: Sri Mulyani Diminta Jelaskan Pemotongan Anggaran secara Rinci

Karena itu, Thomas berharap, dengan berlalunya ketidakpastian tersebut, konfidensi para pelaku usaha bisa kembali. Dengan demikian, mereka tergerak untuk merealisasikan investasi yang sempat tertunda pada triwulan ini.

”Saya berharap, dengan sudah lewatnya ketidakpastian di triwulan kedua, investasi yang tertunda bisa terealisasi,” katanya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi rumah tangga pada triwulan kedua 2016 tumbuh 5,04 persen. Kemudian konsumsi pemerintah 6,28 persen; konsumsi lembaga nonprofit melayani rumah tangga (LNPRT) 6,72 persen; dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi 5,06 persen. Sedangkan ekspor terkontraksi 2,73 persen dan impor negatif 3,01 persen.

Terkait dengan investasi, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Suhariyanto mengakui bahwa investasi cukup melambat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Pada kuartal pertama lalu PMTB masih tumbuh 5,6 persen. Namun, pada kuartal kedua ini investasi menurun di level 5,06 persen. Meski begitu, dia menekankan bahwa konsumsi pemerintah yang digenjot secara masif pada semester pertama itu akan memberikan efek pengali.

Salah satunya terhadap investasi. Meski kontribusinya hanya 9,44 persen terhadap kue ekonomi. Dia berpendapat, konsumsi pemerintah mempunyai dampak psikologis bagi pelaku usaha untuk berinvestasi. (ken/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Garap Ladang Minyak 5 Miliar Barel di Iran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler