Investasi Digital BTPN Melesat 232 Persen

Kamis, 23 Februari 2017 – 01:53 WIB
Ilustrasi. Foto: Radar Semarang/JPNN

jpnn.com - jpnn.com - PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk (BTPN) membukukan pertumbuhan kredit sebesar delapan persen secara year-on-year (yoy).

Yakni dari Rp 58,6 triliun pada Desember 2015 menjadi Rp 63,2 triliun pada akhir 2016.

BACA JUGA: Investor Tiongkok Bakal Bangun Hotel Mewah di Manado

Pertumbuhan kredit ditopang penyaluran ke segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Rp 9,3 triliun.

Artinya, terjadi pertumbuhan 35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tingkat rasio kredit bermasalah 0,79 persen.

BACA JUGA: BKPM Promosikan Investasi KEK di RIF Nusa Dua

Penopang lainnya adalah pembiayaan melalui BTPN Syariah yang tumbuh 36 persen (yoy).

Yakni dari Rp 3,7 triliun menjadi Rp 5 triliun pada akhir Desember 2016.

BACA JUGA: Kutai Barat Paling Diminati Investor

Direktur Utama BTPN Jerry Ng menyatakan, sepanjang 2016 BTPN telah mengalokasikan dana Rp 611 miliar untuk investasi pengembangan produk digital banking dan Laku Pandai.

Investasi tersebut naik 232 persen dibandingkan nilai investasi pada periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 184 miliar.

’’Belanja teknologi ini tentu saja mengerek beban operasional, tapi kami optimistis investasi ini akan memberikan dampak positif dan signifikan bagi perusahaan di masa mendatang,’’ lanjut Jerry.

Aset BTPN tercatat naik 13 persen dari Rp 81 triliun pada Desember 2015 menjadi Rp 91,4 triliun pada akhir Desember 2016.

Rasio kecukupan modal terjaga di level 25 persen. Sementara itu, laba bersih setelah pajak meningkat tiga persen (yoy) menjadi Rp 1,75 triliun.

’’Jika tidak memperhitungkan nilai investasi baru sebesar lebih dari Rp 600 miliar, sejatinya laba di atas Rp 2 triliun. Kami optimistis kinerja BTPN semakin baik ke depannya walaupun kami prediksikan situasi perekonomian masih menantang di 2017,’’ tutur Jerry.

Di sisi lain, total pendanaan (funding) meningkat 12 persen (yoy) dari Rp 65,6 trilun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp 73,3 triliun pada akhir Desember 2016.

Dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 66,2 triliun atau naik sepuluh persen dari periode yang sama tahun lalu Rp 60,3 triliun.

Adapun komposisi pinjaman bilateral dan obligasi mencapai Rp 7 triliun.

Perseroan tahun lalu menyelenggarakan Progam Daya yang diikuti 1.322.997 nasabah.

Tahun ini, program pelatihan itu dialihkan ke Program Daya Digital.

’’Agar aktivitas pendampingan nasabah menjadi lebih luas dan semakin efektif,’’ papar Jerry. (rin/c15/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemilik Modal Terpikat Kota Pontianak


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
investasi  

Terpopuler