“Dengan pencapaian tersebut, ke depan, target investasi di Jambi akan ditingkatkan minimal 5 persen dari target sebelumnya,’’ sebutnya.
Diakuinya,kebutuhan industri hilir untuk meningkatkan nilai tambah produk perkebunan mutlak ada. Sampai saat ini belum satupun industri hilir tersebut berdiri di Jambi.
‘’Jambi hanya sebagai tempat investor menanam modalnya di sektor bahan baku. Sedangkan yang menikmati nilai tambah yang besar bukan Jambi,’’ ujarnya.
Dikatakannya, saat ini yang perlu diutamakan adalah industri hilir. Karena yang ada sekarang ini crumb rubber, artinya site karet itu diekspor. Ke depan lanjutnya, pabrik turunan dari bahan baku itu yang dibutuhkan. Ini agar bisa membuka peluang kerja untuk masyarakat.
"Alasan orang untuk berinvestasi itu banyak, belum ada sarana atau apa untuk investasi. Makanya prioritas infrastruktur diutamakan,’’ ucapnya.
Saat ini sebutnya, Pemprov sangat fokus dalam membangun pelabuhan. Dijelaskannya, untuk Ujung Jabung, akan segera dipersiapkan. Ke depan, Pemprov akan meminta, agar hasil industri di Jambi tak dijual atau diekspor ke daerah lain.
“Kita memikirkan masyarakat. Karena investasi ini kan untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Kalau seperti saat ini, harga karet dan sawit jatuh, ya kelompok tertentu yang rugi (petani, red). Kalau ke depan ada pabrik minyak atau segala macam pabrik lainnya, artinya akan ada peningkatan ekonomi. Petani tertolong, tenaga kerja terserap dan ada tambahan untuk masyarakat,” tandasnya.
Sebelumnya, Sekda Provinsi Jambi, Ir Syahrasaddin menyampaikan, pemerintah sangat fokus untuk membangun pelabuhan Ujung Jabung. Program pembangunan pelabuhan tersebut akan dimulai tahun 2013 ini dengan anggaran Pemerintah Provinsi Jambi lebih kurang Rp 28 M. Dan pemerintah pusat membantu sebanyak Rp 79 M.
‘’Ini sudah luar biasa, kalau itu terealisasi, ini akan berkontribusi ke masyarakat dan juga kontribusi ke produk domestik bruto,’’ sebutnya.
Dikatakannya, tahun 2013, ada pabrik mini spare part kendaraan bermotor berdiri di Jambi. Sedangkan untuk sawit sudah ada pabrik sabun cair dan minyak goreng.
‘’Pak Gubernur minta 2013 ini sudah terealisasi. Sedangkan kemasannya minta diperbaiki,’’ tegasnya.
Sementara itu, Korea tertarik untuk melakukan investasi dalam hal listrik di Jambi. Disampaikannya, Korea tertarik untuk membangun pembangkit listrik dengan kekuatan 2 x 200 Mega Watt (MW).
“Mereka sudah bekerja sama dan komunikasi dengan Pemkab Tebo. Mereka akan mebangun itu di Tebo, yakni di Kecamatan Sumia,” sebut Hefni.
Dirinya mengatakan, di Sarolangun, Pembangkit listrik hanya berkekuatan 2 x 7 MW. “Itu yang katanya hebat di Semarang. Itu hanya segitu. Bayangkan itu besarnya pembangkit itu nanti,” ujarnya.
Dikatakannya, dalam pembangunan itu nantinya, akan melibatkan beberapa instansi terkait. “Ada pihak Korea, BUMD dan Pemerintah dan ada swasta juga. Rencana itu juga sudah dapat dukungan dari kedutaan besar korea di Indonesia. Kami dalam waktu dekat juga akan mengeluarkan surat persetujuan studi kelayakan untuk itu,” akunya.
Dikatakannya, pemrmasalahan kendala dalam investasi oleh pihak luar akan diatasi. “Nanti rencananya dalam bentuk PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Kebetulan perusahaan itu yang akan membangun dia punya konversi tambang, jadi bahan baku dia tak ada masalah,” ujarnya.
Bahkan, katanya lagi, pihaknya sudah melakukan juga koordinasi dengan Dinas ESDM untuk mempercepat rencana tersebut. “Dia sudah bekerja sama dengan BUMD dan Pemkab Tebo. Kami juga tak mau hanya cerita saja dsari mereka. Namun, penilaian kita, kelihatannya dia (investor, red) itu serius. Gubernur juga sudah memberikan sinyal agar rencana itu segera dilakukan,” tandasnya. (wsn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2013, Motor Wajib Pertamax
Redaktur : Tim Redaksi