Investasi Kondominium Semakin Menjanjikan

Selasa, 15 Mei 2012 – 08:04 WIB
JAKARTA - Investasi kondominium atau apartemen lebih menjanjikan daripada investasi yang lain. Prediksi bisnis itu disampaikan beberapa pakar properti menyingkapi tren investasi sepanjang 2012. Mereka mengatakan,  investasi kondominium berpotensi mendapatkan keuntungan 200 persen dan memiliki tingkat risiko paling kecil.

"Investasi properti merupakan yang terbaik untuk saat ini, harganya tidak akan pernah turun tetapi justru naik dan naik terus," kata Assosiate Director Research & Advisory PT Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo di 1Park Residence Jakarta, Senin (14/5).

Arief menjelaskan investasi dibidang properti kondominium hanya memiliki risiko paling kecil yakni jika kondominiumnya tidak terbangun atau hold. "Tetapi, di Jakarta dan sekitarnya ini hanya segelintir developer yang meng-hold pembangunan apartemennya, bisa dihitung dengan jari," tuturnya.

Hal yang sama juga dikemukakan Evi Susanti, Senior Associate Director PT Leads Property Service Indonesia. Evi mengaku investasi kondominium beresiko kecil dari investasi saham, obligasi, atau deposito. Menurut Evi, tiap investor selalu bertanya apakah sebaiknya investasi kondominium untuk jangka panjang atau pendek. "Kami sebagai advisor akan mengatakan jika untuk investasi jangka pendek, si investor ada niatan tidak untuk menjualnya kembali atau kalau untuk jangka panjang apakah si investor ada niat untuk menyewakan apartemen yang dibelinya. Nilainya (baik sewa atau jual kembali) bisa berlipat-lipat," jelas Evi.
 
Dia mengaku benar jika faktor resiko paling menonjol dan merugikan dalam investasi kondominium adalah apartemen tak terbangun/ di-hold. "Tetapi paling hanya segelintir, tidak banyak developer yang menghentikan pembangunan apartemennya," kata Evi. Menanggapi itu, Susan Pranata, corporate marketing director PT Intiland Development Tbk mengatakan pihaknya pernah menghentikan pembangunan suatu apartemen dimana konsumen sudah banyak yang mulai mencicil.

Menurut Susan, yang terpenting adalah developer itu memiliki etika. "Maksudnya etika untuk mengembalikan uang yang sudah dibayarkan beserta bunganya," kata Susan. Baginya, menghentikan pembangunan apartemen tidak selamanya jelek. "Pasti ada alasan-alasan mengapa developer menghentikan atau bahkan tidak jadi membangun apartemennya. Misalnya capital marketnya tidak bagus atau ternyata lokasinya tidak layak, dan lainnya," tutur Susan.
 
Olehkarenanya, investor memang harus memilah investasi kondominium seperti apa yang sesuai dan bisa memberikan return bagus. Senior Associate Director PT Leads Property Service Indonesia, Evi menjelaskan, ada beberapa tips dan trik untuk memilih kondominium yang tepat. Pertama, kata Evi, lokasinya harus strategis atau premium. Kemudian, jangan membeli kondominium milik developer yang memiliki unit diatas 500. "Mengapa?Karena jika ingin dijual kembali atau disewakan, Anda akan berhadapan dengan banyak kompetitor," tuturnya.

Tak kalah cerdiknya, tambah Evi, investor juga dapat membeli kondominium saat launching atau produk pertama kali dipasarkan (earlybird). "Saat itu potensi keuntungan sangat besar karena nilai belinya jauh lebih rendah dengan nilai jual kembalinya nanti, bisa untung sampai 80 persen," kata Evi.

Investasi kondominium juga tidak lepas dari kecerdikan developer dan tim marketingnya. "Developer harus mengerti target pasarnya, konsepnya harus berbeda dari kompetitor dan tim marketing yang bagus. Itu semua menunjang kesuksesan suatu kondominium karena yang banyak mendapatkan pertimbangan konsumen," kata Lukas Bong, Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) DKI Jakarta. Lukas menambahkan developer juga harus mengerti kondisi keuangan pangsa pasarnya. Harus dihitung betul cicilannya seperti apa, target kenaikan harganya 30-40 persen dan lainnya. (vit)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Disokong Kapal Produksi Dalam Negeri

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler