jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap USD pada perdagangan Senin (2/12) ditutup melemah 58 poin atau 0,37 persen menjadi Rp 15.906 per USD dari sebelumnya sebesar Rp 15.848 per USD.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan pelemahan rupiah hari ini terjadi di tengah kekhawatiran pasar terkait ancaman perang dagang pada masa pemerintahan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang dapat berdampak pada perekonomian global.
BACA JUGA: Dampak Perang Dagang Australia dengan Tiongkok
“Pelaku pasar mewaspadai pernyataan Presiden terpilih AS Donald Trump yang mulai menabuh genderang perang dagang,” kata Ariston.
Ariston menuturkan beberapa pernyataan Trump belakangan ini memberikan ancaman kenaikan tarif ke negara tetangganya dan China, dan belum lama juga memberikan ancaman ke negara-negara BRICS untuk tidak mengeluarkan mata uang baru.
BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
Menurut dia, pernyataan yang konfrontatif tersebut mendorong kekhawatiran pelaku pasar bahwa perekonomian global bakal bergejolak di masa pemerintahan Trump. Aset dalam dolar AS pun menjadi pilihan di tengah kekhawatiran itu sehingga dolar AS masih kuat.
Namun, dari dalam negeri, data inflasi Indonesia November 2024 juga menjadi sorotan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada November 2024 mencapai sebesar 0,30 persen atau lebih tinggi dibandingkan Oktober 2024, yang sebesar 0,08 persen.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin turun ke level Rp15.905 per USD dari sebelumnya sebesar Rp 15.856 per USD.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul