Investor Tergiur Kelas Menengah

Kamis, 27 Maret 2014 – 03:15 WIB

JAKARTA - Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi mengatakan Indonesia memiliki populasi kelas menengah sebanyak 150 juta jiwa atau yang terbesar se-Asia Tenggara. Hal itu menjadi magnet tersendiri bagi investor asing yang ingin menanamkan modalnya di tanah air.
       
"Investor asing mengamati populasi kelas menengah Indonesia yang semakin banyak. Kelas menengah yang mapan akan mendukung industri yang baik sehingga produk yang dihasilkan bukan saja menguasai pasar regional tetapi juga global," ujar Lutfi kemarin (26/3)

Lutfi menambahkan, tahun ini populasi kelas menengah di Indonesia diprediksi mencapai 150 juta jiwa. Angka tersebut, menurutnya, tidak akan terkejar oleh negara lain di kawasan Asia Tenggara.

BACA JUGA: PT Antam Tunjuk Seorang Direksi dan Dua Komisaris Baru

"Populasi kelas menengah kita tahun ini 150 juta jiwa, itu tiga kali lipat Filipina, empat kali lipat Thailand, lima kali lipat Malaysia, dan 6-7 kali lipat Vietnam," terangnya.

Naiknya populasi kelas menengah itu tentu diikuti dengan pergeseran gaya hidup yang lebih mapan. "Sebagai contoh ketika pendapatan perkapita masyarakat sudah USD 3.000 orang lantas bisa beli TV yang kedua di rumah. Lalu ketika pendapatan perkapita sudah USD 5.000 orang akan berbelanja membeli mobil pertamanya," kata dia.

BACA JUGA: Dirut Garuda Siasati Utang Dengan Penambahan Modal

Oleh karena itu pihaknya tidak heran kalau banyak investor yang mengincar potensi pasar dari kalangan kelas menengah. Investor ingin mengembangkan atau membangun pabrik yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat kelas menengah.

"Seperti pabrik mobil, sekarang banyak prinsipal yang mendirikan pabrik di Indonesia. Pasar maupun produksi di Indonesia lebih bagus," tegasnya.

BACA JUGA: BRI Dapat Hak Kelola Satelit, Dua Anggota DPR Anggap Aneh

Di bidang otomotif, Lutfi melihat peluangnya masih sangat besar. Pasalnya tingkat kepemilikan mobil di Indonesia masih rendah.

"Di Jepang dari 1.000 orang, lebih dari 5.000 orang punya mobil, sementara di Indonesia dari 1.000 orang hanya 40 orang yang sudah memiliki mobil atau empat persen saja. Tentu itu peluang yang sangat besar sekali," tambahnya. (wir)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 30 Mei, Garuda Indonesia Terbang Jakarta-Amsterdam-Jakarta Non Stop


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler