Investor Tertarik Berinvestasi di Batam Lantaran Status FTZ

Jumat, 08 Juni 2018 – 21:47 WIB
Kawasan Industri Batamindo, Batam. BP Batam berencana membangun kawasan industri baru serupa. Foto: rezza/batampos

jpnn.com, BATAM - Sejumlah perusahaan asing menaruh perhatian besar untuk berinvestasi di Batam, Kepulauan Riau.

Setelah terakhir PT Cipta Adil Industries dari Singapura menanamkan investasinya di Batam, 40 pengusaha asing asal Tiongkok akan masuk ke Batam pada 13 Juli mendatang.

BACA JUGA: Investor India Berminat Buka Investasi Pertahanan Indonesia

Sebagian besar dari pengusaha asing tersebut akan bermukim di Kawasan Wiraraja Industri milik Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kepri Achmad Makruf Maulana. Dan sebagian lain akan tersebar di sejumlah kawasan industri lainnya. Contohnya Tunas.

"Mereka sudah memberi uang muka untuk pembangunan pabriknya," kata Makruf di Wiraraja, seperti dilansir Batam Pos (Jawa Pos Group) hari ini.

BACA JUGA: Seminggu Jelang Lebaran, Ribuan Pemudik Tinggalkan Batam

Masuknya perusahaan dari Tiongkok menyusul pembangunan pabrik milik PT Sapac Industries dari Jepang di Wiraraja.

PT Sapac ini bergerak di bidang produksi kaca anti peluru. Nilai investasinya mencapai 10 juta Dolar Amerika dan akan merekrut ratusan tenaga kerja lokal sebagai karyawannya.

BACA JUGA: Antisipasi Lonjakan Pemudik, Operator Siapkan Kapal Cadangan

Sapac merupakan anggota dari Japan External Trade Organization (Jetro) yang tertarik ke Batam karena statusnya yang merupakan kawasan perdagangan bebas atau Free Trade Zone (FTZ).

Bahkan Jetro kata Makruf akan membawa delegasinya sebanyak 33 pengusaha untuk menjajaki investasi di Batam pada Agustus mendatang.

Selain dari Benua Asia, perusahaan asal Jerman yang berstatus GmbH dan berproduksi di bidang produksi pengolahan material yang ramah lingkungan.

GmbH adalah singkatan dari frase Jerman Gessellschaft mit Beschrankter Haftung yang berarti perusahaan dengan kewajiban terbatas.

GmbH setara dengan singkatan Ltd dalam bahasa Inggris dan merupakan bentuk paling umum dari perusahaan di Jerman.

Perusahaan terbatas ini merupakan sejenis perusahaan di mana kewajiban pemegang saham terbatas pada jumlah dana yang mereka investasikan.

Di perusahaan ini, para pemegang saham tidak bertanggung jawab atas utang perusahaan, sehingga aset pribadi mereka tetap terlindung saat perusahaan mengalami kebangkrutan.

"Jumat ini (8/6) salah satu pemiliknya Mr Ulrich Lehmaan akan berdiskusi dulu mengenai pembukaan perusahannya ke saya. Baru mengurus izin," paparnya.

Makruf mengatakan pertumbuhan ekonomi benar-benar akan meningkat jika investasi lancar masuk seperti ini."Ini juga merupakan dampak dari perang dagang ekonomi antara Amerika dan China," katanya.

Banyak pengusaha dari Asia Timur yang memilih Asia Tenggara sebagai lokasi investasi baru karena tidak terbentur kepentingan dagang antara dua negara adikuasa itu.

"Mereka memang suka dengan daerah-daerah yang ada status perdagangan bebasnya. Di bawah naungan Satnusa dan Kadin Kepri, mereka pasti akan mendapat kepastian hukum," jelasnya.

Sebelumnya, Satnusa Persada juga kedatangan Xiaomi dari China. Dan dalam waktu dekat, 24 perusahaan rantai pasok Xiaomi juga akan datang ke Batam.

Presiden Direktur PT Sat Nusapersada Tbk, Abidin Hasibuan sangat mengapresiasi sekali niat Xiaomi yang membuka peluang pengembangan industri smartphone di Indonesia.

“Dengan begini biayanya bisa lebih kompetitif. Memang saat ini untuk bahan bakunya masih impor. Namun jika buat rantai pasok di sini, biaya bisa lebih murah,” katanya.

Abidin menegaskan targetnya jika kerja sama ini berjalan nanti akan memproduksi 6 juta unit smartphone. “Mengapa harus impor, kalau bisa buat dalam negeri,” pungkasnya. (leo)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiket Mudik dari Batam ke Tujuh Daerah Ini Ludes Terjual


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
investasi   Batam  

Terpopuler