IPNU Yakin Ada Pihak Ingin Jakarta Rusuh

Rabu, 02 Oktober 2019 – 04:40 WIB
Massa dalam aksi demo mahasiswa dan pelajar di kawasan gedung DPR, Jakarta, Senin (30/9). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) mengimbau para siswa untuk tidak terbawa arus ikut demonstrasi anarkistis, merusak fasilitas umum.

IPNU mengingatkan para pelajar agar menolak dijadikan tameng pihak-pihak yang menginginkan terjadinya kerusuhan di Jakarta.

BACA JUGA: Aksi Demo 2 Oktober, Honorer K2 Gabung Massa Buruh, Sasar Istana dan DPR

"Melihat fenomena sekarang bahwa pelajar (SMA sederajat) bukan ranahnya mewakili aspirasi di lapangan dengan berdemo, apalagi merusak fasilitas umum," kata Wakil Ketua Umum (Waketum) Pengurus Pusat IPNU Muhamad Muhadzab, Selasa (1/10).

Muhadzab mengatakan pelajar seharusnya menunjukkan prestasi dan kapabilitasnya untuk bangsa dan negara. "Serta berani bersaing di dunia Internasional,” tegasnya.

BACA JUGA: Demo Buruh 2 Oktober 2019, Polda Jatim Siapkan Pasukan Asmaul Husna

Dia menambahkan sejumlah video yang beredar membuktikan bahwa sebagian pendemo ketika diamankan pihak kepolisian ternyata hanya berpura-pura sebagai pelajar.

Menurutnya, hal itu membuktikan bahwa ada pihak yang sengaja menginginkan atau memanfaatkan demo untuk menciptakan kericuhan dengan menjadikan pelajar sebagai perisai.

BACA JUGA: Pengakuan Buron Ikut Demo di Gedung DPR, Sungguh Mengejutkan!

"Mereka mengenakan seragam pelajar, menyusup untuk membuat kericuhan dan pengrusakan fasilitas dengan bayaran. Pelajar jangan mau dijadikan kedok atau tameng pihak-pihak tertentu yang ingin membuat situasi di Indonesia semakin memanas,” pesannya.

Pihaknya mengingatkan para pelajar untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan daripada ikut berdemo ke DPR. Menurut dia, ke depan banyak tantangan dan persaingan yang akan dihadapi pelajar. Karena itu, ujar dia, kalau tidak meningkatkan kualitas dan kapabilitasnya maka pelajar tidak termasuk bonus demografi di negara ini.

Mantan ketua IPNU DKI Jakarta ini berharap pihak sekolah mampu lebih serius dalam mengawasi siswanya baik selama di dalam maupun ketika pulang dari sekolahan.

“Sekolah harus intensif mengawasi. Berikan sanksi serius yang ikut-ikutan demo di lapangan. Dalam demo ini ternyata banyak dimanfaatkan oleh oknum yang berpakaian sekolah dan dibayar, hal ini telah jelas demo bukan karena kepentingan masyarakat tapi ada yang tidak suka Indonesia aman dan damai,” paparnya.

Anggota DPR Fraksi Partai Nasdem Ahmad Sahroni berpesan terhadap kaum muda khususnya para pelajar untuk berpikir rasional dan tidak mudah terhasut isu yang beredar di media sosial.

"Ini bangsa harus kita cintai seutuhnya. Ke depan, bangsa semakin modern dan teknologi semakin luar biasa. Jangan termakan isu di media sosial, belajar berpikir tentang rasional. Jangan terbawa hasutan isu yang sedang diramaikan,” pesan Ahmad Sahroni saat menjadi pembicara di Student Council Conference bertema “Berani Mulai Perubahan” yang diadakan Scorence di Conclave Simatupang, Jakarta, Minggu (29/9).

“Media sosial ini dalam hitungan detik, kalian semua bisa tahu, tapi apakah informasi di media sosial itu benar adanya? Belum tentu. Belajar menyikapi yang ada secara rasional,” imbuh pria yang di periode 2019-2024 ini tercatat sebagai anggota Komisi I DPR.

Terkait aksi demonstrasi dilakukan mahasiswa dan pelajar di gedung DPR, Sahroni mengakui banyak yang mempertanyakan proses rencana pengesahan undang-undang maupun isu krusial di dalamnya. Berbagai pertanyaan itu disampaikan melalui direct message (DM) di akun instagram miliknya.

Meski banyak yang ‘menghajar’ para wakil rakyat pada saat itu, termasuk dirinya, Sahroni menerangkan proses dilakukan anggota parlemen maupun kebenaran dari isu yang selama ini dijadikan viral.

“Saya dihajar melalui DM, dipertanyakan semua prosesnya. Saya jelaskan kita jangan hanya menerima informasi sesat saja,” pungkas Sahroni yang lolos ke Senayan dari dapil DKI Jakarta III itu. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler