"Namun gerakan itu harus sistematis, konsinten, dan tidak diskriminatif. Selama ini LP-Rutan seperti sudah jadi "negara kecil" yang memberi keistimewaan pada tahanan-tahanan korupsi, narkoba, dan tahanan berduit lainnya," kata Neta, dalam siaran persnya, Minggu (11/11).
"Dari pantauan IPW cukup banyak komponen keistimewaan yang diberikan LP-Rutan kepada tahanan-tahanan potensial," tambahnya.
Namun menurutnya, tak mudah bagi Denny untuk membersihkan semua itu, apalagi jika pemerintah dan berbagai kalangan tidak mendukung. Karenanya, Neta menyarankan ada empat hal yang dilakukan Denny.
Pertama, konsisten dengan gerakannya. Kedua, LP-Rutan jangan dijadikan ATM oleh oknum-oknum pejabat, baik di dalam maupun di luar LP. Ketiga, proses pidana kepala LP-Rutan yang di tempatnya memberi keistimewaan bagi tahanan.
Sebab, kata dia, mustahil jika kepala LP-Rutan tidak mengetahui adanya keistimewaan-keistimewaan tersebut. "Para sipir umumnya sangat takut dengan kepala LP-Rutan," tegasnya.
Keempat, lanjut dia, lakukan rotasi setiap enam bulan bagi semua tahanan agar tidak ada tahanan yang menjadi "raja diraja" akibat berkolusi dengan oknum pejabat LP-Rutan.
"Tahanan yang berkolusi harus dipindah ke Nusakambangan atau Pulau Buru dan pejabatnya diproses pidana," bebernya. "Tanpa tindakan keras dan tegas, LP-Rutan akan dikuasai tahanan-tahanan berduit, seperti bandar narkoba, koruptor, dan lain-lain," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Pusing Hadapi Ledakan Pensiun PNS
Redaktur : Tim Redaksi