"Sepanjang Januari 2012 ada 11 polisi luka-luka akibat dipukuli, dianiaya, dan ditembak anggota masyarakat. Bahkan tiga di antaranya tewas," kata Neta S Pane kepada wartawan di Jakarta, Rabu (1/2).
Dikatakan, fakta itu menunjukan polisi semakin kehilangan wibawa sehingga menjadi korban brutalisme warga. "Ini fenomena yang sangat memprihatinkan, karena setiap tiga hari ada setu anggota polisi yang dianiaya masyarakat," jelasnya.
Neta S Pane meminta fakta ini menjadi perhatian serius oleh Mabes Polri untuk dilakukan evaluasi. Sebab di tahun 2011 tidak ada polisi yang dikeroyok warga. "Yang ada ialah delapan polisi ditembak," tuturnya.
Dijelaskan, enam di antaranya ditembak tersangka kejahatan dan dua diduga bunuh diri dengan senjata api. Satu polisi dibacok penjahat hingga luka berat. "Dari enam polisi yang diberondong senjata penjahat, lima di antaranya tewas," sebutnya.
Menurutnya, fenomena polisi dikeroyok masyarakat ini patut dicermati semua pihak. Sebab di Januari 2012 saja sudah ada 11 polisi yang babak belur dikeroyok dan ditembak warga. Satu di antaranya Aiptu Suyono anggota Polres Kudus, Jawa Timur dikeroyok dua pelajar pada 20 Januari 2012.
IPW menilai, aksi pengeroyokan itu terjadi sebagai kompensasi warga yang jengkel melihat sikap dan prilaku polisi. "Sehingga mereka bersikap nekat," ujarnya.
Melihat fenomena ini, IPW mengimbau Polri harus segera membenahi sikap, prilaku dan kinerjanya sehingga kewibawaan tetap terjaga. "Jika tidak benturan polisi dengan warga akan terus terjadi dan aksi pengeroyokan terhadap polisi akan terus terjadi dan wibawa Polri makin ambruk," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dilaporkan ke Polisi, Ramadhan Merasa Perjuangankan Aspirasi
Redaktur : Tim Redaksi