JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mengecam keras aksi demonstrasi mahasiswa yang terjadi di Jl Diponegoro, Jakarta selama dua hari terakhir ini. Sebab para mahasiswa menutup jalanan dan memukuli pengendara sepeda motor, terutama pada aksi demo Selasa 18 Juni 2013.
"IPW sudah menyampaikan protes kepada para aktivis, tokoh-tokoh mahasiswa, dan tokoh BEM agar mengingatkan para mahasiswa di Jl Diponegoro tidak melakukan pemukulan terhadap pengendara yang melintas di jalan tempat mereka demo," kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, Rabu (19/6).
Para mahasiswa lanjut Pane, harus mengingat bahwa mereka adalah agen perubahan dan bukan preman jalanan. Jika mereka bertindak semena-mena pada pengendara yang melintas di jalan tersebut bukan mustahil mahasiswa akan dimusuhi masyarakat dan bukan mustahil masyarakat melakukan serangan balasan pada mahasiswa hingga terjadi tawuran masyarakat dengan mahasiswa, seperti di Makasar dan Palopo.
Mahasiswa yang sedang melakukan demo memprotes kenaikan harga BBM harus mengingat bahwa Jl Diponegoro Jakarta adalah jalan yang sangat strategis dan vital, mengingat di jalan itu terdapat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
"Dalam kondisi apa pun, termasuk dalam kondisi perang sekalipun, jalanan menuju rumah sakit tidak boleh diganggu dan dihalang-halangi, agar masyarakat yang membutuhkan pertolongan bisa cepat diatasi. Jadi, tindakan menutup akses jalanan ke rumah sakit adalah tindakan biadab yang tidak berprikemanusiaan, apalagi jika pengendara yang melintas di jalanan tersebut dipukuli," tegas Neta.
IPW berharap para mahasiswa menyadari hal ini dan tidak lagi menutup Jl Diponegoro dalam melakukan aksinya. IPW berharap para aktivis, tokoh-tokoh senior mahasiswa dan tokoh-tokoh BEM mengingatkan para mahasiswa tidak menutup akses jalan ke rumah sakit dalam melakukan aksinya.
"Penutupan akses jalan ke RSCM selama dua hari ini addalah tindakan biadab yang tidak berprikemanusiaan yang tidak boleh terulang lagi," harapnya. (fas/jpnn)
"IPW sudah menyampaikan protes kepada para aktivis, tokoh-tokoh mahasiswa, dan tokoh BEM agar mengingatkan para mahasiswa di Jl Diponegoro tidak melakukan pemukulan terhadap pengendara yang melintas di jalan tempat mereka demo," kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, Rabu (19/6).
Para mahasiswa lanjut Pane, harus mengingat bahwa mereka adalah agen perubahan dan bukan preman jalanan. Jika mereka bertindak semena-mena pada pengendara yang melintas di jalan tersebut bukan mustahil mahasiswa akan dimusuhi masyarakat dan bukan mustahil masyarakat melakukan serangan balasan pada mahasiswa hingga terjadi tawuran masyarakat dengan mahasiswa, seperti di Makasar dan Palopo.
Mahasiswa yang sedang melakukan demo memprotes kenaikan harga BBM harus mengingat bahwa Jl Diponegoro Jakarta adalah jalan yang sangat strategis dan vital, mengingat di jalan itu terdapat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
"Dalam kondisi apa pun, termasuk dalam kondisi perang sekalipun, jalanan menuju rumah sakit tidak boleh diganggu dan dihalang-halangi, agar masyarakat yang membutuhkan pertolongan bisa cepat diatasi. Jadi, tindakan menutup akses jalanan ke rumah sakit adalah tindakan biadab yang tidak berprikemanusiaan, apalagi jika pengendara yang melintas di jalanan tersebut dipukuli," tegas Neta.
IPW berharap para mahasiswa menyadari hal ini dan tidak lagi menutup Jl Diponegoro dalam melakukan aksinya. IPW berharap para aktivis, tokoh-tokoh senior mahasiswa dan tokoh-tokoh BEM mengingatkan para mahasiswa tidak menutup akses jalan ke rumah sakit dalam melakukan aksinya.
"Penutupan akses jalan ke RSCM selama dua hari ini addalah tindakan biadab yang tidak berprikemanusiaan yang tidak boleh terulang lagi," harapnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usai Diperiksa KPK, Mentan Tegaskan Dukung Kenaikan BBM
Redaktur : Tim Redaksi