jpnn.com, JAKARTA - Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menanggapi insiden penembakan yang menewaskan seorang pelajar dalam aksi tawuran di Semarang, Jateng.
Sugeng menjelaskan berdasarkan informasi yang diterimanya, korban yang meninggal dunia merupakan anggota salah satu dari dua kelompok geng (kreak) yang terlibat bentrokan di depan sebuah minimarket.
BACA JUGA: Prarekonstruksi Polisi Tembak Siswa SMKN 4 Semarang, Ada 3 Lokasi
“Tindakan yang diambil polisi dapat dibenarkan. Berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) dalam situasi terancam atau terdesak, petugas memang diperbolehkan melepaskan tembakan untuk melumpuhkan guna mencegah timbulnya korban lebih banyak,” kata Sugeng dalam keterangannya, Selasa (26/11).
Menurutnya, tembakan tersebut kemungkinan diarahkan ke bagian tubuh yang relatif aman, seperti kaki.
BACA JUGA: Kapolrestabes Semarang Disorot soal Siswa SMKN 4 Semarang Tewas Diduga Ditembak Polisi
Namun, kondisi dinamis di lapangan dapat menyebabkan peluru mengenai bagian tubuh lain, seperti pinggang.
"Tujuannya adalah melumpuhkan, bukan untuk menghilangkan nyawa," lanjutnya.
BACA JUGA: Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang: Keterangan Siapa yang Benar?
Sugeng juga mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi awal, polisi yang berada di lokasi kejadian berniat melerai tawuran.
Namun, petugas justru diserang oleh kelompok geng motor, sehingga memaksa mereka mengambil tindakan dengan menembak.
IPW meminta masyarakat menunggu hasil penyelidikan yang tengah dilakukan oleh Polrestabes Semarang.
"Kami juga mendengar bahwa ada anggota geng motor yang sudah ditetapkan sebagai tersangka,” tambahnya.
Sebelumnya, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengonfirmasi bahwa anggotanya melepaskan tembakan terhadap seorang pelajar berinisial G yang diduga merupakan anggota kelompok geng motor remaja atau yang biasa disebut "kreak" di Semarang.
Irwan menjelaskan polisi menerima laporan adanya tawuran antar-kelompok kreak di tiga lokasi berbeda, yakni Kecamatan Gayamsari, Semarang Utara, dan Semarang Barat, Minggu (24/11).
Insiden penembakan terjadi saat G terlibat tawuran di Semarang Barat, tepatnya di depan Perumahan Paramount.
“Dalam kejadian ini, kami telah memeriksa 12 anak-anak yang terlibat, dan empat di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka,” kata Irwan. (mcr8/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Senang Pembangunan Jembatan Rampung, Warga Sudda Enrekang Gelar Syukuran
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Kenny Kurnia Putra