jpnn.com, JAKARTA - Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane berharap Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuat kesepakatan bahwa petahana yang ikut dalam seleksi capim dicoret atau tidak diloloskan untuk periode kedua.
Neta menyebut ada dua alasannya meminta pansel tidak meloloskan calon petahana. Pertama, ujar Neta, belum ada sejarahnya pimpinan KPK menjabat dua periode. Kedua, lanjut dia, dalam periode sebelumnya mereka bisa dianggap gagal karena terjadi perseteruan atau konflik yang tajam di jajaran penyidik KPK.
BACA JUGA: Sebelas Pati Polri Ikut Seleksi Capim KPK
Selain itu pimpinan diduga membiarkan terjadinya politisasi KPK sehingga menjelang Pilpres 2019 hanya elite partai pendukung 01 saja yang diciduk dalam operasi tangkap tangan (OTT).
BACA JUGA: Ditutup 4 Juli, Pendaftar Capim KPK Sudah Sebegini
BACA JUGA: Pansel Capim KPK Terima 384 Pendaftar, Ada Nama-nama Tenar
Neta menegaskan bahwa jajaran pimpinan KPK tidak berani menuntaskan kasus korupsi yang diduga melibatkan mantan Dirut Pelindo II RJ Lino, bekas Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Sattar, dan pengusaha Sjamsul Nursalim serta Itjih Nursalim yang sudah menjadi tersangka.
"KPK periode ini hanya berani bermain main di lingkaran bawah dengan OTT sebagai pencitraan pemberantasan korupsi. Jika mereka sudah gagal kenapa harus dua periode, sebaiknya mereka dicoret dan tidak diloloskan," papar Neta, Sabtu (6/7).
BACA JUGA: Lucius Karus: Publik Harus Ikut Soroti Kinerja Pansel Capim KPK
Dia mengatakan pansel ke depan harus mampu melahirkan komisioner dengan tiga target. Pertama, komisioner KPK yang mampu memberantas korupsi besar tanpa pencitraan. Kedua, komisioner KPK yang malu memberantas korupsi ecek-ecek dengan pencitraan OTT yang seolah-olah besar. "Ketiga, komisioner KPK yang mampu membersihkan institusi KPK dari kriminal atau pelanggar hukum yang kebal hukum dan tidak patuh proses hukum," katanya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingin Politik Berintegritas, Direktur di KPK Dorong Insentif buat Politikus Bagus
Redaktur & Reporter : Boy